Senin, 29 Maret 2010

Filum Nemathelminthes


1. Ciri Umum

a. Pengertian
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes= cacing)
disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati.

Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah ruang
tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu
dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.



Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam sistem peredaran darah namun memiliki sistem pencernaan yang berkembang dengan baik.

b. Struktur Tubuh

Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.

Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.

Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada

pseudoselom.Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.

Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.

c. Perkembang biakan

Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.

2. Klasifikasi

Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia

a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)

Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.

Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.

Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur ascaris.

Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.

Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.

b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak me

merlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.

d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.

e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.

Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus, keturunan yang hidup terbawa oleh aliran darah menuju otot rangka kemudian menjadi kista.

3. Peranan

Peranan nemathelminthes bagi kehidupan manusia secara ekonomi tidak ada yang menguntungkan bahkan merugikan. Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan hewan

Rabu, 24 Maret 2010

Filum Platyhelminthes


1. Ciri Umum
a. Pengertian

Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari kata Platy = pipih dan

helminthes = cacing. Jadi berarti cacing bertubuh pipih.Tubuh pipih dorsoventral tidak berbuku-buku, simetri bilateral, serta dapat dibedakan antara ujung anterior dan posterior. Lapisan tubuh tersusun dari 3 lapis (triploblastik aselomata) yaitu ektoderm yang akan berkembang menjadi kulit, mesoderm yang akan berkembang menjadi otot – otot dan beberapa organ tubuh dan endoderm yang akan berkembang menjadi alat pencernaan makanan.

Filum Platyhelminthes terdiri dari sekitar 13,000 species, terbagi menjadi tiga kelas; dua yang bersifat parasit dan satu hidup bebas. Planaria dan kerabatnya dikelompokkan sebagai kelas Turbellaria. Cacing kait adalah parasit eksternal atau internal dari Kelas Trematoda.

Cacing pita adalah parasit internal dari kelas Cestoda..

b. Struktur Tubuh

Semua anggota filum ini berbentuk simetri bilateral dan memiliki bagian kepala. Sudah memiliki tiga lapisan tubuh; ektoderm, mesoderm dan endoderm. Tipe rongga tubuhnya termasuk acoelomata berbetuk kantung dengan satu lubang. Lapisan mesoderm memunculkan otot dam organ perkembangbiakan. Hewan dewasa yang hidup bebas telah memiliki otot, serabut saraf dan organ pencernaan tapi belum memiliki alat pernafasan dan sistem peredaran darah.

Cacing pipih seperti planaria memiliki percabangan rongga gastrovascular sebagai tempat pencernaan ekstraseluler juga sebagai tempat mendistribusikan sari makanan ke seluruh bagian tubuh. Pertukaran gas melalui difusi lewat kulit. Platyhelminthes telah memiliki sistem pengeluaran yang juga berfungsi sebagai sistem osmo-regulasi.

Cacing pipih memiliki sistem saraf tangga-tali yang tersusun dari pasangan-pasangan ganglion yang membentuk otak dihunungkan lewat sel-sel saraf menuju sel-sel sensori di lapisan tubuh Filum Platyhelminthes yang parasit seperti cacing kait dan cacing pita dicirikan dengan modifikasi berikut;

· hilangnya bagian kepala membentuk bantalan kepala berkait dan berpenghisap untuk melekatkan diri pada inang.

· Perkembangan ekstensif dari sistem reproduksi bertepatan dengan hilangnya sistem-sistem lain.

· Hilangnya perkembangan sistem saraf dan gastrovaskular yang baik

· Mengembangkan sistem kulit yang melindungi mereka dari cairan pencernaan inang.



2. Klasifikasi

Filum Platyhelminthes ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu Turbelaria, Trematoda, dan Cestoda.

a. Turbellaria

Kelas Turbellaria termasuk planaria air tawar seperti

Dugesia yang memberi makan organism kecil atau tetap sebagai makhluk kecil. Kepala planaria berbentuk ujung panah, dengan tambahan sisinya sebagai pengindera makanan atau keberadaan organism lain.

Cacing pipih mempunyai dua bintik mata yang peka cahaya, memiliki pigmen sehingga Nampak seperti mata bersilangan. Adanya tiga lapisan otot membuatnya dapat melakukan berbagai gerak.

Sel kelenjar mengeluarkan material lendir untuk hewan ini dapat meluncur.

Memiliki sel api sebagai sistem ekskresi yang terdiri dari serangkaian kana-kanal yang saling berhubungan di sepanjang kedua sisi longitudinal tubuhnya.

Sel api adalah sel berbentuk gelembung berisi seberkas silia dan terdapat lubang di bagian tengah gelembung itu.

Sel api ini berfungsi baik untuk ekskresi maupun pengaturan osmosis.

Planaria bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi tubuh yang mampu menumbuhkan individu baru, maupun seksual bersifat hermaphrodit.



b. Trematoda

Kelas Trematoda termasuk cacing kait (flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-paru.


Cacing kait tidak memiliki kepala, namun memiliki mulut penghisap. Sistem pencernaan, sistem saraf dan sistem pembuangan yang kurang tapi sistem reproduksinya berkembang baik walau hermaphrodit.



Cacing kait darah menyebabkan penyakit schistosomiasis. Cacing ini terdiri dari jantan dan betina. Cacing betina menumpuk/menyimpan telur-telurnya dalam pembuluh darah di sekitar usus inang. Telur-telur ini bermigrasi ke usus lalu dikeluarkan tubuh bersama feses. Telur menetas menjadi larva di dalam air dan berenang mencari siput air. Larva bereproduksi secara aseksual dan akhirnya meninggalkan siput. Ketika larva menembus kulit manusia,

selanjutnya akan matang di hati lalu menembus pembuluh darah pada usus.


c. Cestoda

Kelas Cestoda terdiri dari cacing pita. Bagian scolex memiliki pangait dan pengisap yang memungkinkannya menempel pada dinding usus inang. Di bawah skolex terdapat leher yang pendek dan tali panjang proglottid, dimana setiap proglottid berisi satu set penuh organ kelamin jantan dan betina dan stuktur lainnya.

Seteleh terjadi pembuahan, proglottid menjadi sekantung telur masak, lalu putus dan keluar bersama feses. Jika telur ini tertelan oleh babi atau sapi, larvanya menjadi sistiserkus di dalam otot inang. Jika manusia memakan daging babi atau sapi yang terinfeksi yang tidak dimasak sempurna, maka manusia akan terinfeksi cacung ini.

3. Peranan

Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan :

a. Planaria menjadi salah satu makanan bagi organism lain.

b. Cacing hati maupun cacing pita merupakan parasit pada manusia

Selasa, 23 Maret 2010

Filum Cnidaria (Coelenterata)

1. Ciri Umum
a. Pengertian
Filum Cnidaria meliputi ubur-ubur, hydra, anemon laut, dan hewan karang. Filum ini disebut Cnidaria karena memiliki knidosit atau sel-sel penyengat yang terdapat pada epidermisnya. Cnidaria juga disebut Coelenterata karena mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuh. Coelenterata berasal dari kata coilos (berongga) dan enteron (usus). Jadi, semua hewan yang termasuk filum ini mempunyai rongga usus (gastrovaskuler) yang berfungsi untuk pencernaan.


b. Struktur Tubuh
Tubuh Cnidaria simetris radial atau biradial. Sudah termasuk organisasi tingkat jaringan, dimana sel-sel sejenis telah bergabung membentuk jaringan namun belum membentuk organ.
Tubuh Cnidaria memiliki dua lapisan sel (jaringan), yang luar disebut epidermis dan yang dalam disebut gastrodermis (endodermis). Kedua jaringan tersebut dipisahkan oleh lapisan mesoglea yang berisi gelatin dan sel-sel syaraf.


Sebuah rongga gastrovascular (coelenteron) memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Terdapat tentakel pada mulut/anus.
Beberapa sel telah terorganisasi sebagai dua jaringan saraf; satu di bagian epidermal dan lainnya sebagai gastrodermal, membantu koordinasi fungsi otot dan penginderaan.
Cnidaria memiliki dua bentuk dasar yaitu medusa and polip. Medusae, seperti ubur-ubur dewasa dapat bebas berenag atau mengambang. Polip, bersifat menempel pada substrat. Cnidaria memiliki nematocysts, berupa benang berbentuk tabung terpintal, seperti rambut-rambut dan beracun.
c. Perkembang biakan
Reproduksi polip secara asexual dengan bertunas, atau sexual dengan membentuk gamet-gamet (medusae). Cnidaria secara individual ada yang monoecious dan dioecious. Hasil perkembang biakan seksual adalah larva planula yang bersilia dan berenag bebas.


2. Klasifikasi
Filum Cnidaria dibagi menjadi tiga kelas yaitu Anthozoa, Hydrozoa, dan Schyphozoa.
a. Anthozoa: Anemon laut dan Koral
Anemon laut adalah polip soliter dengan tinggi 5-100 mm dan diameter 5-200 mm atau lebih besar. Biasanya berwarna cerah dan menyerupai bunga-bungaan pada dasar lautan.
Anemon laut member makan berbagai invertebrate dan ikan. Mereka melekat pada berbagai substrata tau bersimbiosis mutualisme dengan kepiting atau hidup melekat pada cangkang kerang.

Hewan Karang (koral) dapat hidup soliter namun kebanyakan berkoloni, umumnya hidup di perairan dangkal yang hangat. Akumulasi dari kalsium-karbonatnya akhirnya membentuk terumbu karang. Beberapa karang juga hidup di perairan yan lebih dingin, sehingga kehadirannya tidak selalu menunjukkan suatu perairan tropis.

b. Hydrozoa: Hydra dan Physalia
Pada kelas ini yang menjadi tahap dominan adalah polip. Physalia (ubur-ubur api/tentara portugis) adalah contoh koloni polip, dengan polip asal menjadi bentuk terapung (berisi gas). Polip lainnya dikhususkan untuk makan dan bereproduksi. Tentakelnya banyak mengandung nematocyst.
Hydra, adalah polip hydrozoa air tawar. Tubuhnya kecil, memiliki empat sampai enam tentakel mengelilingi mulutnya. Hydra dapat bergerak dengan cara meluncur bahkan jungkirbalik. Hydra memiliki jaringan otot dan saraf. Hydra berkembang biak secara seksual dan aseksual (bertunas).
c. Schyphozoa: Ubur-ubur (Aurelia)
Pada ubur-ubur dan anggota kelas lainnya, fase dominan adalah medusa. Polip ditemukan saat kecil dan tidak mencolok. Ubur-ubur juga sebagai penyedia makanan yang besar bagi hewan-hewan laut.

3. Peranan
Peranan Coelenterata dalam kehidupan :
a. merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang
b. sebagai barier/penghalang pantai terhadap ombak
c. sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan dan bahan kosmetik

Senin, 22 Maret 2010

Animalia Dalam Kurikulum Biologi SMA

Standar Kompetensi Lulusan
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Standar Kompetensi Lulusan Pada Ujian Nasional
Menjelaskan ciri-ciri Plantae dan Animalia serta peranannya bagi kehidupan.

Kemampuan yang diuji:
Mendeskripsikan daur hidup Invertebrata
Membandingkan ciri-ciri hewan Chordata


Kompetensi Dasar
3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan
Indikator
· Mengenal ciri-ciri umum animalia.
· Mengidentifikasi karakteristik berbagai filum anggota kingdom animalia.
· Menyajikan data (gambar, foto, deskripsi) berbagai ivertebrata yang hidup di lingkungan sekitarnya berdasarkan pengamatan.
· Mengidentifikasi anggota insekta menggunakan kunci determinasi sederhana.
· Membuat data berbagai spesies hewan invertebrata dari berbagai golongan yang bermanfaat bagi kehidupan.
· Mengidentifikasi morpologi, anatomi berbagai hewan vertebrata dari hasil pengamatan.
· Membedakan struktur anatomi hewan vertebrata dari berbagai golongan.Menyusun tabel berbagai hewan vertebrata yang bermanfaat bagi kehidupan

Kamis, 18 Maret 2010

Filum Porifera


1. Ciri Umum
a. Pengertian
Porifera adalah hewan yang mengandung pori ("pore-bearing"), yaitu lubang-lubang halus yang terdapat pada sekujur tubuhnya. Adalah hewan perairan (terutama di laut) dengan keanekaragaman ukuran, bentuk dan warna yang sangat besar.

b. Struktur Tubuh
Tubuhnya bukan berupa jaringan, hanya lapisan sel-sel khusus dengan bentuk seperti
kantung tak simetris. Sel-sel epidermis melapisi permukaan luar, sedang permukaan
dalam dilapisi oleh sel leher (Collar cells). Denyutan sel-sel leher ini menghasilkan
gerakan air yang mengalir melalui pori-pori menuju bagian tengha rongga dan keluar
melalui osculum pada bagian atas tubuh. Diantara dua lapisan itu terdapat sel-sel
amoebosit serta struktur pengeras yang diberi nama spikula.

Porifera memiliki tiga jenis kerangka tubuh yaitu;
1) Asconoid - berbentuk seperti tabung sederhana berlubang-lubang. Bagian dalam yang
terbuka dari tabung dinamakan spongocoel; mengandung sel-sel leher. Hanya ada
satu lubang keluar yaitu osculum.
2) Syconoid – memiliki tubuh tabung dengan satu osculum. Dinding tubuh synconoid
lebih tebal dan pori-porinya menjadi lebih panjang membentuk kanal sederhana.
Kanal-kanal ini dilapisi sel-sel leher, flagel-flagel sel leher ini yang menggerakkan air
dari luar tubuh masuk ke spongocoel dan keluar melalui osculum.
3) Leuconoid – Porifera ini terbentuk dari massa jaringan yang ditembusi oleh banyak
kanal. Kanal-kanal ini mengarah pada sejumlah ruang-ruang yang dilapisi sel-sel
berflagel. Air masuk melalui kanal menuju ruang-ruang ini lalu menuju bagian tengah
dan keluar lewat osculum.
c. Perkembang biakan
Porifera berkembang biak baik secara aseksual dengan cara bertunas dan fragmentasi
mapun secara seksual dengan menghasilkan zigot. Zigot in kemudian akan berkembang
menjadi larva bersilia yang mampu bergerak.

2. Klasifikasi
Klasifikasi porifera disokong dengan bukti-bukti molecular modern berdasarkan komposisi
kimiawi spikulanya menjadi 3 kelompok yaitu;
a. Calcarea – rangka terbuat dari kalsium karbonat,
Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-
macam. Hidup soliter atau berkoloni.
Contoh; Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp., dan Sycon gelatinosum.


b. Hexactinellida – rangka terbuat dari Silikon dioksida
Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena
bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala.
Contoh; Hyalonema sp., Pheronema sp., dan Euplectella subarea
c. Demospongia – rangka terbuat dari serabut spons.
Kelas ini memiliki tubuh tanpa skeleton. Merupakan kelas dari Porifera yang memiliki
jumlah anggota terbesar. Sebagian besar berwarna cerah, karena mengandung banyak
pigmen granula dibagian sel amoebositnya.
Contoh; Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustris,

3. Peranan
a. Banyak spesies mengandung zat-zat beracun, mungkin untuk mencegah predator.
Digunakan hewan laut tertentu dengan menempatkan spons dewasa spons pada tubuh
mereka untuk mencegah predator.
b. Beberapa bahan kimia ini telah ditemukan memiliki efek farmasi bermanfaat bagi
manusia, termasuk senyawa untuk obat pernapasan, kardiovaskular, gastrointestinal,
anti inflamasi, antitumor, dan antibiotik.
c. Porifera juga menyediakan rumah untuk sejumlah tanaman laut kecil, yang hidup di
dalam dan di sekitar sistem pori mereka.
d. Beberapa porifera menggali permukaan hewan karang dan moluska, kadang-kadang
menyebabkan degradasi yang signifikan pada hewan karang dan kematian dari moluska.