Senin, 15 November 2010

Alat-alat Pencernaan

Pendahuluan

[1] Sebagian besar hewan mencerna makanannya dari yang berukuran besar dan bermolekul kompleks harus dihancurkan menjadi molekul-molekul halus (monomer) yang dapat didistribusikan dalam tubuh ke setiap sel.

[2] Fungsi ini dilakukan oleh serangkaian organ khusus yang disebut sistem pencernaan.

Sistem Pencernaan

[1] Organisme bersel satu dapat mengambil makanan secara langsung dari lingkungan luar.

[2] Organisme multiselular memiliki struktur yang berkembang khusus untuk mendapatkan makanan dan memecahnya. Ada dua proses dalam hal ini; makan dan mencerna.

[3] Sistem pencernaan menggunakan metoda mekanik dan kimia untuk memecahkan makanan menjadi sari-sari makanan yang dapat diserap oleh darah. Oleh darah sari-sari makanan itu disebarkan ke stiap sel tubuh.

[4] Vertebrata termasuk manusia menggunakan cara pencernaan yang lebih efisien yaitu perangkat pencernaan berupa tabung dalam tabung, makanan masuk lewat satu lubang (mulut) dan sisa pencernaan dikeluarkan lewat lubang lainnya (anus).

[5] Pencernaan pada vertebrata dinamakan pencernaan ekstraseluler karena dilakukan di dalam rongga alat pencernaan oleh enzim pencernaan, sari-sari makanan kemudian dipindahkan ke dalam darah atau cairan tubuh lainnya..

Tahapan Proses Pencernaan

[1] Makanan biasanya berisi berbagai jenis makromolekul organik yang masing-masing disusun oleh unit-unit monomer. Untuk menguraikan molekul kompleks menjadi sederhana melibatkan proses-proses berikut:

(a) gerakan: mendorong makanan melalui sistem pencernaan

(b) sekresi: melepaskan getah pencernaan sebagai tanggapan terhadap rangsang tertentu

(c) pencernaan: memecah makanan menjadi komponen molecular sekecil mungkin agar dapat memasuki membran plasma

(d) penyerapan: keluar masuknya molekul-molekul keluar dan kedalam tubuh

(e) eliminasi: membuang makanan yang tidak dicerna serta sampah

[2] Sistem pencernaan manusia berupa tabung otot bergelung (6-9 meter panjangnya) terbentang dari mulut sampai anus. Beberapa kompartemen khususnya bernama: mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

[3] Terdapat organ pencernaan tambahan yang terhubung dengannya yaitu: kelenjar ludah, pancreas, hati dan kandung empedu.

Mulut dan Faring

[1] Penghancuran secara mekanik dimulai dalam mulut oleh gigi dan lidah, sedang pencernaan kimiawi terhadap pati oleh amilase saliva (ptialin) yang dihasilkan kelenjar ludah (salivalis). Campuran ini kemudian didorong menuju faring dan oesophagus.

[2] Dalam rongga mulut, gigi, rahang dan lidah memulai pencernaan mekanik untuk menghancurkan makanan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih kecil.

[3] Kelenjar Saliva mensekresi amilase untuk memcah tepung menjadi glukosa. Lendir melembabkan makanan serta melumasi esophagus. Ion-ion bikarbonat dalam saliva meneutralisir asam dalam makanan.

[4] Proses menelan menggerakkan makanan dari mulut melalui menuju ke lambung.

Lambung

[1] Kapasitas kosong lambung sekitar 50-100 mililiter, saat makan secara perlahan-lahan akan terisi sampai 1 liter, jika dipaksa dapat menampung 2 liter atau lebih.

[2] Lapiran permukaan dalam lambung dapat mensekresikan sekitar 2 liter getah lambung setiap hari. Getah ini berisi HCl (asam klorida), pepsinogen dan lender. Sekresi dikontrol oleh saraf dan hormone.

[3] HCl dengan pH rendah akan mengaktifkan pepsinogen untuk menghasilkan ensim pepsin yang akan mengubah protein menjadi peptida. HCl yang ber pH 1,5 – 2,5 ini juga dapat menghancurkan mikroba.

[4] Lambung juga melumatkan bahan makanan hingga menjadi bubur yang diberinama Kim yaitu campuran makanan dan asam yang akan meninggalkan lambung menuju usus halus.

Usus Halus

[1] Usus halus merupakan tempat akhir prosespencernaan dan penyerapan sari makanan.

[2] Usus halus berupa pipa bergulung dengan panjang sekitar 3 meter. Bagian dalamnya terdapat vili-vili yang membuat bidang penyerapannya menjadi luas sekitar 500-600 m.

[3] Tempat pencernaan terakhir bagi protein menjadi asam amino dan karbohidrat menjadi glukosa.

[4] Asam amino dan gula hasil pencernaan ini masuk melalui kapiler ikut aliran darah. Sementara Gliserol dan asam lemak masuk ke sistem limfa.

Usus Besar

[1] Usus besar tersusun atas kolon, cecum, usus buntu. Kebanyakan isinya dalah sampai dan cairan.

[2] Fungsi utama usus besar antara lain; 1) menyimpan air dan elektrolit; 2) membentuk dan menyimpan feces; dan 3) hasil permentasi microba: flora microba.

[3] Usus besar mensecresi lender basa, meterap air, garam dan vitamin.

[4] Sisa pencernaan akan membentuk feses yang kebanyakan mengandung selulosa, bakteri dan bilirubin.

[5] Terdapat bakteri E. coli, yang menghasilkan vitamin K.

Kamis, 11 November 2010

Makanan

Makanan adalah segala sesuatu yang dimakan dan berguna bagi tubuh. makanan diperlukan untuk mendukung seluruh proses kehidupan sel di dalam tubuh.
Berdasarkan jumlahnya makanan yang dibutuhkan manusia dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a. Bahan makanan makro
merupakan bahan makanan yang dibutuhkan dan dikonsumsi dalam jumlah besar, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan air.
b. Bahan makanan mikro
Bahan makanan yang dibutuhkan dan dikonsumsi dalam jumlah kecil, tapi wajib ada dalam menu makanan sehari-hari

Fungsi Umum Makanan
Secara umum makanan berfungsi sebagai:
1. Penyedia bahan bakar
2. Bahan pertumbuhan dan pembangunan tubuh
3. Memelihara jaringan dan perbaikan sel-sel jaringan tubuh yang rusak atau telah tua
4. alat pertahanan tubuh terhadap berbagai macam penyakit
5. Pengaturan proses-proses tubuh, seperti pengaturan metabolisme dan berbagai keseimbangan cairan tubuh









Syarat makanan yang baik
1. Cukup mengandung air
2. Cukup mengandung kalori
3. cukup mengandung gizi (karbohidrat, lemak, protein)
4. Mudah dicerna
5. Cukup mengandung vitamin dan unsur-unsur mineral
6. Hiegienis
7. tidak mengandung bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan

Karbohidrat

Molekul karbohidrat tersusun atas unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksogen (O). Unsur-unsur tersebut bergabung dalam suatu ikatan kimia dengan rumus umum Cm(H2O)n. Jumlah m dan n berbeda tergantung jenis karbohidrat yang disusunnya.

Berdasarkan panjang pendeknya ikatan antar molekul gula, jenis karbohidrat dibedakan atas:

1. Karbohidrat sederhana

Merupakan karbohidrat yang memiliki 1 gugus gula (monosakarida) dan 2 gugus gula (disakarida). Karbohidrat sederhana biasanya memiliki rasa manis dan tubuh dengan mudah dan cepat memecahnya melalui proses metabolisme menjadi energi.

Monosakarida dengan rumus umum C6H12O6, terdiri atas unit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa disebut juga gula darah. Galaktosa banyak terdapat dalam susu dan yogurth Fruktosa banyak ditemukan dalam buah-buahan dan madu.

Disakarida terdiri atas unit sukrosa, maltosa dan laktosa. Disakarida disusun oleg 2 unit gula, seperti sukrosa disusun oleh glukosa dan fruktosa, maltoda dibangun oleh 2 unit glukosa, dan laktosa dibangun oleh glukosa dan galaktosa.

1. Karbohidrat Kompleks

Merupakan karbohidrat yang tersusun atas beberapa unit gula dalam bentuk ikatan rantai panjang. Karbohidrat kompleks terdiri atas selulosa, amilum/tepung dan glikogen.

Fungsi karbohidrat:
1. Sebagai penghasil energi utama dalam tubuh
2. menjaga dan mempertahankan kerja sel-sel otak, dan lensa mata
3. mengatur proses metabolisme tubuh
4. menjaga keseimbangan asam dan basa
5. membentuk struktur sel, jaringan dan organ tubuh
6. membantu penyerapan kalsium khusus karbohidrat dari jenis laktosa

Setiap 1 gr karbohidrat mengandung energi sebesar 4,1 kalori.
Dalam usus halus karbohidrat telah pecah menjadi molekul sederhana, yaitu glukosa, yang akan diabsorbsi masuk ke aliran darah. Dalam darah glukosa dibawa ke hati melalui vena porta hepatika, dan diubah menjadi glikogen.
Timbunan glikogen dalam hati akan diubah menjadi lemak dan ditimbun dalam jaringan-jaringan lemak.
kadar gula darah dalam keadaan normal adalah 70 - 100 mg. keadaan dimana kadar glukosa melebihi batas normal disebut hiperglikemia, pemicu timbulnya penyakit kardiovaskuler dan atherosklerosis, sedangkan jika kadar glukosa menurun dibawah batas normal disebut hipoglikemia ditandai dengan adanya gangguan fungsi otak, pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma.