Jumat, 20 Juli 2007

Simposium Kepala Sekolah Tahun 2005

Membangun Sekolah Bebas GOLPUT
[GOLongan luPUt Teknologi]
Drs. Herman Retnandar:
Kepala SMA YPK Bontang


Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang sangat pesat membawa implikasi perubahan dalam dunia pendidikan, termasuk di SMA YPK Bontang. Upaya-upaya yang dilakukan SMA YPK Bontang dalam mengantisipasi perubahan itu antara lain; (1) Penyiapan Infrastruktur TIK di SMA YPK dan (2). Penyiapan SDM berwawasan TIK.
Hasil-hasil yang telah dicapai oleh SMA YPK antara lain; (1) penambahan fasilitas Laboratorium computer, (2) Hubungan internet yang meliputi seluruh laboratorium dan komputer-komputer lain di ruang guru dan tata usaha dan (3) peningkatan partisipasi aktif para guru dan tenaga administrasi dalam pemanfaatan TIK.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi informasi dan komunikasi di SMA YPK telah membentuk masyarakat sekolah yang tidak golput. Upaya-upaya ini telah berhasil mengubah paradigma pembelajaran dari konvensional menjadi lebih menarik dengan tampilan multimedia serta menjadikan masyarakat sekolah terhubung dengan komunitas global.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah berkembang sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metoda belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Dalam bidang pendidikan misalnya, saat ini telah mencapai kondisi dimana setiap guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan TIK baik untuk mendukung proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan kemajuan TIK dalam dunia pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk upaya peningkatan mutu pendidikan. Satu hal yang bisa dilakukan adalah membentuk jalinan kerjasama antar sekolah dalam sebuah komunitas belajar global. Lewat cara ini setiap sekolah dapat memperoleh pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran. Menurut UNESCO, hubungan kerjasama global ini merupakan salah satu komponen dari empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan, yaitu learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Dalam rangka merealisasikan learning to live together, guru dapat berfungsi sebagai fasilitator untuk pengembangan diri siswa secara maksimal. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses learning to live together seperti yang dimaksud di depan. Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Perlu pemupukkan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.
Implementasi dari hubungan antar komunitas global menuntut kesiapan infrastruktur komunikasi semacam jaringan internet dan sumber daya manusia yang tidak “golput” (golongan yang luput teknologi). Artinya, setiap guru dan lembaga pendidikan saat ini harus sudah mengintegrasikan segala aktivitasnya dalam dunia teknologi informasi. Setiap guru sudah harus trampil berkomunikasi secara global dan segala administrasi pendidikan sudah harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Tulisan ini akan memaparkan bagaimana langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan oleh sekolah untuk merealisasikan sekolah berbasis TIK dengan segala keterbatasan sarana, infrastruktur dan sumber daya manusia. Upaya-upaya yang dilakukan ini adalah sejalan dengan tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.

B. Permasalahan
Seperti kebanyakan sekolah menengah umum di Indonesia, permasalahan yang sering muncul ketika hendak melakukan perubahan adalah adanya kendala sarana dan prasarana. Kedua hal tersebut disebabakan biasanya karena terbatasnya dana dan kesiapan sumber daya manusianya.
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas dan kondisi riil di lapangan maka permasalahan yang muncul di SMA YPK dalam pengembangan TIK agar tidak golput dapat dijabarkan sebagai berikut;
Bagaimana upaya sekolah dalam mewujudkan masyarakat sekolah berbasis TIK?
Bagaimana hasil pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK di SMAYPK?
Bagaimana tindak lanjut pengembangan TIK di SMA YPK?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum TIK di SMA
Berdasarkan kurikulum tahun 2004 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Tujuan mata pelajaran ini adalah membantu siswa untuk mempelajari teknologi informasi (komputer literate) dan teknologi komunikasi (information literate), dan menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa untuk belajar dan bekerja secara mandiri. Selain itu penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan proses pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran lain.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: (1) Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat, (2) Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri. (3) Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam aspek kehidupan sehari-hari. · (4) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar, dan bekerjasama. · (5) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah

B. Membangun sekolah berwawasan TIK
Dalam usaha menciptakan cita-cita sekolah berwawasan TIK di SMA YPK sejumlah langkah telah, sedang dan akan dilakukan. Langkah-langkah tersebut menyangkut persiapan sumber daya manusia, perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Begitupun dengan dukungan dan partisipasi dari berbagai kalangan yang secara riil usaha-usaha tersebut adalah sebagai berikut;
1. Penyiapan Infraststruktur TIK di SMA YPK
Dalam kurikulum 1994 pelajaran TIK (ketrampilan komputer) belum dijadikan pelajaran intrakurikuler yang tersusun dalam kurikulum wajib. Sebagian sekolah yang telah mampu menyelenggarakan pembelajaran komputer, sementara sekolah-sekolah yang lain menyelenggarakan pelajaran pilihan lainnya. Menyadari bahwa memiliki kemampuan komputer sangat mutlak diperlukan untuk mengimbangi kemajuan tekologi, SMA YPK memutuskan untuk menyelenggarakan pelajaran komputer sebagai struktur mata pelajaran wajib.
Perkembangan pelaksanaan pembelajaran komputer di SMA YPK selama kurun waktu 1990 – 2005 dapat diringkas sebagai berikut;
a. Periode I
Berlangsung antara tahun 1990 – 1993, teknologi yang digunakan adalah 20 unit komputer generasi 8086 dengan layar monochrom CGA. Pelajaran yang diberikan adalah DOS, BASIC dan Turbo Pascal.
b. Periode II
Berlangsung antara tahun 1993 – 1997, dalam kurun waktu ini terjadi penggantian dan penambahan komputer dengan generasi Pentium 286, Pentium 386 dan Pentium 486 dengan layar VGA dan XGA. Seiring dengan mesin yang lebih maju ini, maka program pembelajaran mulai ditingkatkan dengan program-program under DOS generasi maju seperti WordStar hingga Turbo Pascal 7.
c. Periode III
Berlangsung antara tahun 1997 – 2001, mesin-mesin generasi 486 ke bawah mulai dipensiunkan. Disiapkan 30 unit komputer Compaq Pentium I 166MHz multimedia. Seiring dengan itu, pembelajaran komputer mulai diarahkan pada program-program berbasis Windows 3.1 sampai Windows 98., seperti Microsoft Office 95, Microsoft Office 97, Autocad, Visual Foxpro dan Visual Dbase.
Laboratorium Komputer Generasi Compaq
d. Periode IV
Berlangsung antara tahun 2001 – 2005, mesin-mesin Pentium I 166MHz mulai diregenerasi dengan ACER Pentium I 233 hingga Pentium III 366MHz sejumlah 30 Unit. Tahun 2002 terjadi kebakaran di sekolah dan laboratorium komputer beserta isinya musnah. Dua bulan sesudah peristiwa itu, dilakukan pengadaan baru berupa 35 unit komputer generasi Pentium IV 1,7 GHz, LCD Projector dan perlengkapan jaringan.
Dengan infrastruktur yang lumayan baik ini dan berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2004 yang memasukkan pelajaran TIK dalam struktur pelajaran intra, maka pelajaran TIK mulai diarahkan pada materi-materi pemrograman, multimedia dan jaringan serta menyertakan program khusus maintenance hardware bagi 50 siswa tidak mampu berkaitan dengan penyelenggaraan BBE – LS.
Laboratorium Komputer

e. Periode V
Berlangsung antara tahun 2005 – ……., perkembangan jumlah rombongan belajar yang mengunakan laboratorium komputer, tahun 2005 dilakukan penambahan satu laboratorium lagi dengan 30 unit komputer berbasis Intel Pentium IV 2,4 GHz dan perlengkapan jaringannya. Laboratorium kedua ini didisain berbeda dengan sebelumnya, karena dapat juga digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran lain yang berbasis TIK. Hal ini juga berkaitan dengan semangat mengintegrasikan TIK ke dalam mata pelajaran lainnya. Mengutip beberapa pendapat ahli TIK, agar sekolah memindahkan kursus komputer ke dalam struktur mata pelajaran wajibnya.
Kelas dengan jaringan computer

2. Penyiapan SDM berwawasan TIK
Sejalan dengan pengadaan fasilitas dan penyempurnaan materi pembelajaran hal yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan masyarakat sekolah untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis TIK. Bila pada mulanya perangkat komputer hanya digunakan oleh guru-guru TIK dan guru-guru sains, maka saat ini semua masyarakat sekolah mutlak menggunakan perangkat tersebut bauik untuk menyiapkan bahan ajar, lembar kerja siswa, soal-soal test, pengolahan nilai hingga menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap-tahapan pembaharuan sekolah berbasis TIK di SMA YPK dapat diringkas sebagai berikut ;
a. Masa Belajar Mandiri
Masa ini terjadi pada awal-awal komputer PC dikenalkan di sekolah. Berbekal mesin-mesin berbasis 8086, guru dan tenaga administrasi mengeksplorasi program-program komputer sederhana untuk keperluan administrasi pendidikan misalnya membuat soal, membuat daftar nilai dan sejenisnya. Guru yang lebih mahir diberdayakan untuk mengajar keterampilan komputer untuk siswa.
b. Masa Belajar Difasilitasi
Seiring dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta kebutuhan akan pengetahuan komputer yang cenderung meningkat, adalah tidak cukup kompeten jika pembelajaran komputer dilakukan oleh tenaga yang kurang professional. Oleh karena itu, untuk menambah wawasan para guru dan tenaga administrasi di bidang komputer, sekolah telah mengundang tenaga pelatih professional seperti; Microsoft office certified trainer dari Singapore hingga ahli multimedia dari PT Triklin Media pratama.
Selain itu, sekolah juga mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan komputer yang diadakan oleh Depdiknas maupun lembaga lainnya. Selain itu sekolah melengkapi diri dengan sumber bacaan tentang berbagai perangkat lunak dan perangkat keras komputer.
c. Program Pemilikan Komputer (notebook)
Kebutuhan komputasi yang begitu pesat memaksa para guru dan tenaga administrasi merasa harus selalu bersama komputer setiap saat. Kebutuhan untuk berinteraksi dengan media ini tidak dapat dipuaskan hanya dengan mengandalkan pada komputer yang ada di sekolah.. Menanggapi permasalahan ini, maka diluncurkan program pemilikan desknote (komputer mobile) untuk para guru dengan sistem kredit lunak tanpa bunga selama satu tahun.
Program ini disambut dengan baik sehingga saat ini semua guru di SMA YPK telah memiliki komputer dan 90% berupa notebook/desknote. Berita bagus dari program ini adalah bahwa setiap guru kini sudah tidak lagi menggantungkan urusan komputerisasi perangkat mengajar dan penilaian pada petugas tata usaha, beberapa guru sudah menggunakan komputernya untuk keperluan presentasi pembelajaran multimedia dan ada yang telah mampu membuat software multimedia dan memenangkan lomba yang diselenggarakan oleh depdiknas.

d. Program Pemasyarakatan Multimedia
Setelah hampir seluruh guru memanfaatkan komputer untuk membuat presentasi multimedia permasalahan baru yang muncul adalah sarana untukmenayangkan hasil produkstivitasnya. Awalnya sekolah menyediakan satu ruang multimedia permanent berserta perlengkapannya dan satu LCD Projector yang dapat dibawa berpindah kelas. Kemudian sekolah menambah satu LCD Projector lagi untuk mobilitas dan ternyata tidak cukup. Akhirnya, karena kebutuhan yang terus melonjak, pada Tahun pelajaran 2005/2006 ini sekolah menyiapkan 7 (tujuh) ruang multimedia baru lengkap dengan sound sistem. Selain itu setiap laboratorium sains dan bahasa diberi satu unit komputer multimedia untuk mendukung pembelajaran.

C. Hasil-hasil yang dicapai
Akhirnya setelah melalui proses penambahan dan penyempurnaan dalam infrastruktur TIK dan pengembangan SDM-nya, saat ini SMA YPK memiliki modal sebagai berikut;
1. Laboratorium komputer sebanyak 2 (dua) buah dengan 65 unit komputer di dalamnya (35 dan 30 unit). Berarti telah terjadi kenaikan kapasitas terpasang sebanyak 100% dari semula 1 (satu) laboratorium x 38 jam/minggu menjadi 2 (dua) x 38 jam/minggu. Untuk 26 rombongan belajar pada tahun 2005/2006 laboratorium komputer yang digunakan untuk pembelajaran TIK sebanyak 52 jam/minggu, selebihnya (24 jam) digunakan untuk PBM mata pelajaran lain secara insidental.
2. Jaringan internet yang meliputi seluruh laboratorium dan komputer-komputer lain di ruang guru dan tata usaha. Meskipun dengan keterbatasan kecepatan koneksi, namun dengan tersedianya 2 (dua) line nomor untuk hubungan internet dial-up telkomnet@instan kebutuhan untuk bergabung dengan komunitas maya dapat teratasi. Saat ini tengah dijajaki untuk mengubah sistem menjadi koneksi nirkabel melalui satelit dengan teknologi VSAT.
3. Terdapat 50 orang guru dan tenaga administrasi yang cakap menggunakan komputer untuk mendukung PBM. Kemampuan guru dan tenaga administrasi ini beragam, mulai dari pemula, menengah hingga advance. Begitupun dengan dengan keahliannya mulai dari pengguna Microsoft office, kelompok Macromedia, Kelompok Adobe, Kelompok Corel hingga Open Source (berbasis Linux). Keaneka ragaman kemampuan yang begitu tinggi merupakan modal bagi SMA YPK untuk selangkah lebih maju dalam bidang TIK dibanding sekolah-sekolah lain di Bontang maupun Kalimantan Timur. Dengan beragam kaehlian dan kekhususan ini terjadi proses saling berbagi dan melengkapi diantara para guru/tenaga administrasi.
4. Telah memiliki 8 (delapan) ruang multimedia lengkap, 3 (tiga) lab sains berkomputer. Fasilitas ini siap digunakan oleh para guru untuk keperluan pembelajaran yang membutuhkan alat bantu multimedia. Ruang-ruang ini digunakan oleh kelas dan guru secara bergantian dengan pola moving class. Kedepan, seluruh kelas akan dibuatkan perlengkapan standar multimedia karena dengan jumlah rombongan belajar yang cukup banyak, apa yang sudah ada ini dipandang tidak mencukupi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam era globalisasi.
2. Pembangunan infrastruktur TIK di SMA YPK telah membentuk masyarakat sekolah yang tidak golput.
3. Penguasaan TIK oleh masyarakat sekolah berhasil mengubah paradigma pembelajaran dari konvensional menjadi lebih menarik dengan tampilan multimedia.
4. Infrastruktur TIK di SMA YPK menjadikan masyarakat sekolah terhubung dengan komunitas global.

B. Saran
1. Untuk pengembangan TIK di sekolah dibutuhkan kesiapan pendanaan dan sumber daya manusia yang memadai, sehingga setiap sekolah perlu menyiapkan dengan sebaik-baiknya.
2. Pengembangan TIK disekolah memerlukan komitmen dari seluruh masyarakat sekolah agar mencapai hasil yang lebih baik.
3. Antar sekolah dapat menjalin sinergi untuk saling melengkapi kekurangan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
Daftar Pustaka


Departemen Pendidikan Nasional, Silabus Pelajaran TIK, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003

Pendidikan Network.

MBEProject.Net