Selasa, 01 Desember 2009

Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Hayati" sering didefinisikan sebagai variasi dari semua bentuk kehidupan, dari gen ke spesies dalam skala luas ekosistem. Meskipun secara harfiah kata “Keanekaragaman” merujuk pada kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Dalam bahasa biologi, keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman makhluk hidup dapat teramati sebagai adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

Apabila kita mengamati lingkungan sekitar sekolah, maka kita akan menemukan bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Perbedaan-perbedaan itu misalnya ada tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, angsana, beringin atau cemara. Dan yang berbatang rendah, misalnya: soka, kembang sepatu, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada beraneka lebar dan warna daun, ada beraneka bentuk dan warna bunga dan lain sebagainya. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Belum lagi habitatnya ada hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman sekolah, sebenarnya kita telah menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup.

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Semua bentuk kehidupan di bumi, apakah mikroba, tanaman, hewan, atau manusia, mengandung gen. Keanekaragaman genetik adalah jumlah informasi genetik yang terkandung dalam gen individu tanaman, hewan, dan mikro-organisme. Setiap spesies adalah gudang dari sejumlah besar informasi genetik dalam bentuk sifat, karakteristik, dan lain-lain jumlah gen berkisar dari sekitar 1.000 pada bakteri untuk lebih dari 400.000 di banyak tanaman berbunga. Setiap spesies terdiri dari banyak organisme dan hampir tidak ada dua anggota spesies yang sama secara genetik identik. Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).

Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam

Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Diferensiasi genetik dalam spesies terjadi sebagai hasil dari reproduksi seksual, di mana perbedaan genetik di antara individu-individu digabungkan dalam keturunan mereka untuk menghasilkan kombinasi baru dari mutasi gen atau menyebabkan perubahan dalam DNA. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip), sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi). Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).

Gambar 2. Keanekaragaman gen pada manusia

2.Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Keanekaragaman jenis adalah keberagaman spesies di dalam habitat atau suatu daerah. Beberapa habitat, seperti hutan hujan dan terumbu karang, memiliki banyak spesies. Spesies dikelompokkan bersama-sama ke dalam famili menurut karakteristik sama. Sebagai contoh dalam keluarga (famili) palem-paleman terdapat kelapa, aren, nipah dan pinang. Begitupun pada keluarga kacang-kacangan terdapat kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau. Pada golongan hewan ada keluarga kucing yang anggotanya antara lain kucing, harimau, singa dan citah. Pengelompokkan makhluk hidup yang beragam ini ke dalam satu kelompok besar merupakan hasil mengamati ciri-ciri fisik misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain.

Gambar 3. Keanekaragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singa, (c) kucing dan (d) citah.

Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Keanekaragaman pada suku Palmae

Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis. Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae.


3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem adalah beragam ekosistem di suatu tempat tertentu. Sebuah ekosistem adalah kumpulan organisme dan lingkungan fisik yang saling berinteraksi satu sama lain. Sebuah ekosistem dapat mencakup area yang luas seperti hutan rimba, atau area kecil, seperti kolam.
Sebuah ekosistem mungkin sebesar “Great Barrier Reef” atau sekecil bagian belakang cangkang kepiting laba-laba, yang menyediakan rumah untuk tanaman dan hewan lainnya, seperti spons, alga dan cacing
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.

Gambar 5. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) tundra (c) gurun pasir

Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.

Tidak ada komentar: