MENGENAL WEBLOG
(HERMAN RETNANDAR)
1. Definisi Blog (Weblog)
Dalam sebuah situs, Phil Gyford mendefinisikan Weblog, atau disingkat “blog”, adalah sejenis website atau bagian dari website.[1][1] Biasanya, dibuat oleh perorangan yang seringkali mempublish sejumlah tulisan – mungkin beberapa kali sehari, atau sekali sehari atau kurang dari itu. Tulisan-tulisan ini dinamakan “entries” atau “posts”, dalam daftar tersusun dalam kronologis terbalik yakni “entries” atau “post” terbaru letaknya pada urutan teratas. Entries-entries dapat juga dikelompokkan dalam halaman terpisah berdasarkan tanggal atau topik.
Banyak hal yang membuat orang termotivasi untuk membuat blog, dari yang sekedar menjadikannya sebagai catatan harian on-line yang disimpan di internet, sekedar tempat aktualisasi bakat menulis dengan mem-posting-kan opini-opini, atau yang lebih serius menjadikan blog sebagai ajang promosi bisnis. Selain itu, jika pada awalnya blog dibuat oleh individu-individu dalam perkembangannya kini muncul blog-blog yang dibuat oleh beberapa orang (kelompok) dan membentuk komunitas blog.
Cameron Barret menulis pada Blog-nya essay berjudul "Anatomy of a Weblog" yang menerangkan tema dari Blog. "Blog seringkali sangat terfokus pada sebuah subjek unik yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam Blog tersebut." Secara sederhana topik sebuah Blog adalah daerah kekuasan si Pembuatnya tanpa ada editor atau boss yang ikut campur, tema segila apapun biasanya dapat kita temukan sejalan dengan makin bermunculannya Blog di Internet. Dan ya, ide itu telah terpikirkan, Blogger bahkan sekarang telah membuat Blog dari Blog, dan bahkan Blog dari Blog dari Blog.”
2. Sejarah Blog
Weblog ini pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn menggunakan istilah Weblog untuk menyebut website pribadi yang selalu diupdate secara berkelanjutan dan berisi link-link ke website lain yang dianggap menarik dan biasanya disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri[2][2]. Setelah itu, pada bulan Mei 1999 Scott Rosenberg (Online Salon) menyimpulkan bahwa Blog berada pada batasan website yang lebih bernyawa daripada sekedar kumpulan link tapi kurang instrospektif dari sekedar sebuah diary yang disimpan di internet. Dan pendapat yang lebih akhir menyatakan bahwa Blog adalah persilangan antara diary seseorang dan daftar link di Internet.
Selain pendapat-pendapat seperti tersebut di atas, ada juga yang berpendapat bahwa blog telah lahir pada tahun 1993 yang dinamakan halaman What's New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen. Sesudah itu pada Januari 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin's Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.
Berikutnya, sampai akhir tahun 1998 perkembangan blog belum menampakkan tanda-tanda yang menggembirakan. Belum banyak orang yang membuat blog karena pada saat itu hanya orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan khusus di bidang IT atau pembuatan website, HTML saja yang mampu. Atau bisa dikatakan bahwa penggila blog barulah komunitas tertentu yang didominasi oleh kelompok orang tertentu yang memiliki keahlian tertentu pula.
Perkembangan jumlah blog yang cukup besar terjadi ketika pada bulan Juli 1999 lahir pembuat layanan blog pertama Pitas. Dengan fasilitas ini memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis. Dengan seketika jumlah blog pun bertambah hingga ratusan. Prestasi ini lalu disusun satu bulan kemudian (l Agustus 1999) Pyra Lab (dari Silicon Valley) meluncurkan layanan Blogger.com yang hingga saat ini sudah lebih dari 100.000 Blogger yang menggunakan layanan mereka dengan pertumbuhan jumlah sekitar 20% per bulan.
Selain Blogger.com dan Pitas, layanan pembuat blog online lainnya seperti Grouksoup, Edit this Page dan juga Velocinews turut andil dalam melaraikan dunia per-blog-an ini. Semakin hari hari kian bertambah jumlah Blogger, hingga makin sulit untuk mengikutinya. Ribuan Blog kemudian bermunculan dan masing-masing memilih topik bahasannya sendiri, dimulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik, hobi menonton film, topik politik, kesehatan, seks, olahraga, buku komik, keperluan bisnis dan macam-macam lagi.
3. Alasan Membuat Blog
Enda Nsution, para blogger menjulukinya bapak Blogger Indonesia dalam situsnya menuliskan 8 alasan orang membuat blog sebagai berikut;[3][3]
a. Memiliki Blog adalah TANPA BIAYA
Banyak layanan pembuat Blog gratis disediakan oleh berbagai macam situs. Contoh yang paling populer adalah Blogger.com (http://www.blogger.com). Dengan layanan ini, kita bisa memiliki Blog hanya dalam hitungan menit dan gratis. Selain itu ada juga situs yang menyediakan disain tampilan yang juga gratis misalnya Blogskins.com (http://www.blogskins.com/). Untuk menyimpan ruang secara gratis tersedia pula layanan ruang file gratisan seperti Tripod.com (http://tripod.com). Pokoknya, apabila computer kita telah terhunung dengan jaringan internet, kita tinggal masuk ke situs penyedia blog gratisan seperti blogger.com, multiply.com, dan lain-lain lalu mulailah membuat blog.
b. Memiliki Blog adalah MUDAH
Siapapun dapat membuat Blog dengan mudah seperti halnya membuat email di Yahoo! Mail atau di Hotmail. Dengan panduan bahasa Indonesia, kita hanya diminta untuk mengisi beberapa informasi tentang diri kita, pilih desain, dan dalam waktu singkat kamu akan memiliki Blog kamu sendiri. Bahkan sedemikian mudahnya, kita tidak perlu mengetahui tentang HTML, bahasa yang digunakan untuk membuat website, tidak perlu piawai di bidang web desain, dan tidak perlu tahu terlebih dahulu tentang pembuatan website, bahasa pemrograman dan lain-lain.
c. Blog cocok untuk SIAPA SAJA
o Bagi seorang programer; blog digunakan untuk menyimpan catatan-catatan dan link ke website-website tentang programming.
o Bagi seorang jurnalis; Blog dijadikan tempat menyimpan catatan liputan yang diedit oleh editor. Lewat layanan ini seseorang mungkin seorang calon penulis yang sedang berusaha mencari keunikan tulisan dan gaya sendiri.
o Blog bisa dijadikan website yang membahas tentang hal-hal yang kamu sukai saja.
o Bagi seorang Desainer, Blog bisa dijadikan tempat untuk menyimpan hasil-hasil desain sebagai portfolio.
o Bagi seorang ibu rumah tangga, Blog bisa berupa catatan sehari-hari kamu. Daftar belanja. Hal-hal yang harus dilakukan, catatan hari ulang tahun keluarga, atau catatan harian perkembangan si kecil.
o Dan Blog juga bisa dijadikan catatan pekerjaan kamu. Jika kamu bekerja dibidang finansial misalnya, setiap berita, artikel, atau website yang berhubungan dengan bidang kamu, bisa kamu masukkan di Blog kamu dan akan dengan sendirinya teratur rapih menuruti waktu dimana kamu mengupdatenya.
o Blog cocok untuk wanita, laki-laki, cowok, cewek, anak SMA, mahasiswa, tua, muda. Blog cocok untuk siapa saja, karena kamu yang akan mengendalikan Blog kamu dan menjadikannya apa yang kamu mau.
d. Blog memberikan kamu SENSE OF PURPOSE
Blog tepat dijadikan selingan waktu luang yang tidak merepotkan, misalnya proyek jangka pendek pribadi. Dengan memiliki minimal satu blog membuat kita memiliki sesuatu untuk "diurus" dan dipelihara. Maka akan sering membuat kita berpikir, tentang apa yang akan saya tulis di Blog hari ini? Apa yang bisa saya tambahkan? Mungkin halamannya memerlukan desain baru atau mungkin ada teman kamu yang memberikan komentar pada entry Blog kamu yang terakhir. Kamu memberi Blog kamu makan dengan tulisan-tulisan kamu, dan biasanya tanpa terasa tibat-tiba kamu sudah merayakan 1 tahun kamu memiliki Blog.
e. Memiliki Blog melatih kemampuan kita BERPIKIR
Orang yang memiliki Blog dan mengisinya dengan rutin akan membiasakan dirinya untuk memformulasikan apa yang ingin ditulis. Tidak ada syarat bahwa seorang Blogger haruslah seorang pemikir besar, tapi dengan banyak latihan dan membiasakan diri berpikir dan mengkomunikasikannya.
f. Blog membebaskan kamu untuk BERBAGI dan BEREKSPRESI
Setiap orang dapat dengan bebas menuliskan apapun yang ada dibenaknya tanpa dibatasi oleh deadline seperti wartawan, ataupun kaidah-kaidah lainnya laksana sastrawan. Sifatnya yang membebaskan, membuat Blog, bukan saja bisa menyehatkan jiwa tapi juga hadir sebagai medium yang tepat di jaman dimana bisa berbagi dan berekspresi dengan bebas adalah sebuah kemewahan. Selain itu apa saja yang dituliskan bisa menjadi bahan berbagi, ketika apapun yang ditulis, ekspresikan dan bagi, dalam hitungan detik sudah bisa berada di luar sana, dan dibaca oleh sekian banyak orang.
g. Komunitas Blogger
Terdapat komunitas blogger yang cukup aktif di Indonesia dimana kita bisa menjadi salah satu anggotanya. Selain itu ada milis BlogBugs (http://groups.yahoo.com/group/blogbugs) dan forum Bloggerian (http://forum.bloggerian.or.id) dimana para Blogger memperbicangkan hampir semua topik. Dengan emiliki Blog, membuka dunia kita ke sebuah komunitas yang memiliki ciri khas sendiri, yaitu (hampir) semua anggota komunitas ini memiliki Blog dimana mereka membagi sebagian dari kehidupan mereka di dalamnya.
h. Blog adalah "The New Media" di Internet
Dalam perkembangannnya, sedikit demi sedikit Blog menjadi media alternatif baru yang diperhitungkan. Saat ini di Internet dapat ditemukan PhotoBlog (Blog yang isinya photo-photo saja), AudioBlog (Blog yang isinya rekaman suara), ada Blog tentang musik, film, buku, teknologi. Blog tentang media massa, televisi. Bahkan Blog tentang Blog. Blog adalah sebuah fenomena terbaru. Blog adalah bagaimana email di tahun 90-an.
4. Referensi
Judul : An introduction to weblog terms for weblog readers
Alamat : http://www.gyford.com/phil/writing/2003/01/05/ an_introduction_.php
Penulis :Phil Gyford
Judul : Mengenal Blog (Weblog) Komunitas unik
Alamat : http://ikc.cbn.net.id/populer/dindin-blog.php
Penulis : Dindin Nugraha
Judul : Definisi Blog Menurut Orang Indonesia
Alamat : http://blog.kenz.or.id/2006/02/09/definisi-blog-menurut-orang-indonesia.html#comment-4732
Penulis : Kenz
Judul : Blog-WebBlog-Blogger
Alamat : http://www.pasti-its.com/artikel/arti-blog.htm
Penulis : Pasti-ITS
Judul : 8 Sebab Utama Memiliki Weblog
Alamat : http://enda.goblogmedia.com/8-sebab-utama-memiliki-weblog.html
Penulis : Enda Nasution
[1][1] Gyford, Phil An introduction to weblog terms for weblog readers, http://www.gyford.com/phil/writing/2003/01/05/an_introduction_.php
[2][2] Nugraha , Dindin, Mengenal Blog (Weblog) Komunitas Unik http://ikc.cbn.net.id/populer/dindin-blog.php
[3][3] Nasution, Enda, 8 Sebab Utama Memiliki Weblog, http://enda.goblogmedia. com/8-sebab-utama-memiliki-weblog.html
Sabtu, 21 Juli 2007
Karya Tulis Untuk ITSF
PUSTAKA SIMETRON (SIMULASI ELEKTRONIK)
DALAM PEMBELAJARAN KONSEP-KONSEP FISIOLOGI BIOLOGI DI SMA
[Herman Retnandar/SMA YPK Bontang]
A. Latar Belakang dan Tujuan Karya Inovatif ini:
Mata pelajaran Biologi di SMA menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1) Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem, (2) Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat dan (3) Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Idealnya, untuk menyampaikan konsep-konsep tersebut siswa diberi pengalaman belajar seperti; mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Namun sayang, akibat keterbatasan pengetahuan, waktu dan sarana hampir sebagian besar guru hanya menggunakan media gambar, tabel, diagram dengan pengantar ceramah. Akibatnya timbul kesan bahwa biologi adalah pelajaran yang sulit sekali hafalannya. Padahal, di era modern ini semua permasalahan tersebut sudah dapat diatasi dengan banyaknya bahan ajar di belantara maya. Dengan sedikit pengetahuan komputer dan kreativitas, guru dapat membuat sumber belajar sendiri untuk digunakan sebagai alat bantu mengajar.
B. Uraian Isi:
Langkah-langkah dalam Penyusunan Pustaka SIMETRON
Analisis Standar Kompetensi Lulusan Biologi SMA
Analisis dilakukan terhadap seluruh materi Biologi yang harus diajarkan di SMA. Daftar yang sudah teridentifikasi secara garis besar adalah sebagai berikut;
Standar Kompetensi Lulusan
Simulasi
1. Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen, menggunakan berbagai peralatan untuk melakukan pengamatan dan pengukuran yang tepat dan teliti, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyajikan data secara sistematis, dan menarik kesimpulan sesuai dengan bukti yang diperoleh, serta berkomunikasi ilmiah hasil percobaan secara lisan dan tertulis
2. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya.
3. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
4. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
6. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
Model eksperimen
Kunci dikotomis
Daur biogeokimia
Siklus energi
Ekosistem
Perkembangan
Sistem organ
Pertumbuhan
Metabolisme
Genetika
Bioteknologi
Materi simulasi seperti tercantum pada kolom sebelah kanan merupakan judul global yang nantinya akan menjadi kumpulan dari simulasi-simulasi kecil/singkat yang menyertai pokok-pokok konsep pada kolom sebelah kiri.
Menentukan Internet Explorer
Langkah selanjutnya adalah memilih perangkat lunak untuk mengeksplore internet. Pilihan yang paling popuper yang sering diambil oleh penulis adalah microsoft internet explorer yang sudah ter-bundle bersama microsoft windows atau kadang menggunakan mozilla firefox untuk keperluan tertentu.
Menentukan Internet Browser
Ada banyak mesin pencari (internet browser) yang kita bisa pilih untuk melakukan pencarian bahan-bahan yang kita perlukan. Namun, penulis sering memakai dua diantaranya yaitu;
a. http://www.yahoo.com seperti gambar berikut;
Web browser ini sering digunakan oleh penulis terutama untuk mencari file-file berupa video/movie karena pada toolbar standarnya sudah mencantumkan pop menu video.
b. http://www.google.com seperti gambar berikut;
Mesin pencari ini yang paling sering digunakan oleh penulis untuk mencari situs-situs yang mengandung banyak gambar. Interface yang sederhana menyebabkan software ini lebih cepat terbuka dan lebih cepat dalam mengakses data.
Melakukan pencarian dan pengunduhan
Proses pencarian dimulai dengan memasukkan kata-kata kunci pada field Search di mesin pencari [yahoo maupun google]. Dalam hal mencari situs-situs yang banyak berkaitan dengan animasi biologi, kata kunci yang penulis ketikkan adalah “animation+biology”. Ini berarti penulis menghendaki situs yang memiliki unsur animasi [abimation] dan berkaitan dengan biologi [biologi]. Hasil pencarian dengan menggunakan mesin google adalah sebagai berikut;
Sesudah itu dipilih satu persatu dan dibuka, misalnya situs urutan kedua yaitu http://science.nhmcd.edu/biol/bio1.htm yang webnya sebagai berikut;
Langkah berikutnya adalah mulai memilih link-link yang disediakan, apabila ada yang merupakan file flash yang langsung dapat diunduh (download), maka dapat segera dilakukan pengunduhan. Untuk mempercepat proses ini dapat menggunakan software bantuan misalnya Download Accelerator Plus (DAP) seperti berikut;
Terkadang ada situs yang tidak menyediakan file flash yang dapat diunduh langsung, untuk hal seperti ini dapat diakali dengan menjalankan file terebut pada browsernya, kemudian dicari source-nya untuk dijalankan secara parsial. Contoh seperti berikut;
Setelah file-file itu dicoba dijalankan dan ditutup kembali, kita dapat mencari “sampah” dari file tersebut pada folder “temporary internet explorer” yang dapat kita bongkar melalui Tool à Internet Option à Browsing History à setting à View Trusted File lalu kita bisa menyalin nama file flash yang tertangkap (misalnya mitosis.swf) dan memindahkannnya ke mydocument.
Untuk beberapa materi, sebenarnya ada sebuah situs yang menyediakan beberapa file flash gratis apabila kita sudah menjadi member dan login ke dalamnya, contohnya adalah http://www.e-dukasi.net. Di dalamnya terdapat sejumlah file yang didownload dan dikumpulkan dalam satu folder.
Menata Galery
Setelah semua file yang diperlukan terkumpul, maka dibuatlah sebuah software sederhana yang bisa mengadministrasikan semua file tersebut menjadi satu dan dikemas dalam bentuk CD. Dalam hal ini, penulis membuat sebuah program eksekusi (simetron.exe) dengan Macromedia Director MX (versi 9) sebagai berikut:
C. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Karya Inovasi:
1. Persiapan PBM
Setelah galery simetron ini selesai dibuat, kemudian disimpan dan digandakan dalam bentuk CD yang boleh dicopy oleh seluruh siswa yang memerlukannnya untuk belajar di rumah. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan Lembar-lembar kegiatan siswa sebagai panduan untuk melakukan diskusi. Untuk memperkuat pemahaman, kepada siswa juga ditugasi untuk mencari literatur penunjang materi.
Dalam kegiatan ini, setiap kelompok mempresentasikan apa yang mereka pahami dari teori lalu dipadankan dengan model simulasinya. Diskusi akan terjadi kemudian dengan kelompok lain yang menanggapi. Peran guru dalam hal ini adalah sebagai moderator yang mengatur kelancaran diskusi serta sebagai tempat bertanya apabila ada suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan/dijawab suatukelompok. Akhir kegiatan ini siswa dengan dibimbing oleh guru melakukan perangkuman materi.
2. Pelaksanaan PBM
a. Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan melakukan apersepsi; bertanya tentang materi pelajaran sebelumnya, memberikan motivasi berupa relevansi materi yang akan diberikan dengan kehidupan keseharian, menetapkan tujuan pembelajaran dan membagi kelompok yang terdiri 5-6 siswa per kelompok. Kegiatan ini dilakukan sekitar 20 menit.
b. Kegiatan Inti
Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan-kegiatan sesuai tuntunan LKS yang diberikan. Sebagai bukti bahwa mereka telah melakukan seluruh rangkaian kegiatan maka siswa harus membuat laporan tertulis.
c. Penutup
Kegiatan dapat diselesaikan selama 60 menit. Kegiatan akhir pertemuan adalah membuat laporan dari kegiatan hari itu. Selanjutnya, guru membagikan bahan bacaan kepada kelompok-kelompok tersebut untuk dikerjakan di rumah. Tugas dikumpulkan dalam pertemuan berikutnya (satu minggu) untuk didiskusikan di kelas.
D. Hasil-hasil yang sudah dicapai dan keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran tersebut
Hasil belajar konsep-konsep fisiologis dengan menggunakan metode ini yang diterapkan di kelas menunjukkan daya serap yang efektif. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran bisa mengeliminir kesan abstraks dari sebuah fakta yang tidak mungkin dilihat dalam kondisi aslinya. Hal-hal ini yang tidak dimiliki oleh metode pembelajaran lainnya.
Data tentang hasil belajar kelas 10 SMA YPK menunjukkan besaran –besaran statistik sebagai berikut;
no
Nilai
XA
XB
XC
XD
XE
XF
XG
XH
1
Maximum
86
90
89
81
83
87
86
84
2
Mean
66
71
66
67
67
67
75
75
3
Minimum
49
47
54
55
53
50
65
64
4
Modus
68
65
63
68
67
71
73
70
5
Median
66
69
64
67
67
67
74
76
6
st_dev
9.08
8.91
8.31
7.39
7.36
7.56
5.59
6.03
Kelas XA – XF adalah kelas-kelas heterogen secara kemampuan akademik (Kelompok I), kelas XG adalah kelas Unggulan (Kelompok II) dan kelas XH adalah kelas heterogen (kelompok III). Kelompok I diajar secara konvensional sedang kelompok II dan III diajar dengan menggunakan media berbasis TIK (simetron).
Dari data di atas dapat terlihat bahwa nilai rata-rata kelas dan nilai terendah pada kelas-kelas yang diajar dengan menggunakan media berbasis TIK adalah lebih baik daripada nilai rata-rata kelas-kelas yang diajar secara konvensional.Dari hasil penelitian tindakan kelas sedrhana ini, dapat disimpulkan bahwa pustaka/galery simulasi elektronik yang dijadikan media pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar Biologi
DALAM PEMBELAJARAN KONSEP-KONSEP FISIOLOGI BIOLOGI DI SMA
[Herman Retnandar/SMA YPK Bontang]
A. Latar Belakang dan Tujuan Karya Inovatif ini:
Mata pelajaran Biologi di SMA menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1) Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem, (2) Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat dan (3) Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Idealnya, untuk menyampaikan konsep-konsep tersebut siswa diberi pengalaman belajar seperti; mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Namun sayang, akibat keterbatasan pengetahuan, waktu dan sarana hampir sebagian besar guru hanya menggunakan media gambar, tabel, diagram dengan pengantar ceramah. Akibatnya timbul kesan bahwa biologi adalah pelajaran yang sulit sekali hafalannya. Padahal, di era modern ini semua permasalahan tersebut sudah dapat diatasi dengan banyaknya bahan ajar di belantara maya. Dengan sedikit pengetahuan komputer dan kreativitas, guru dapat membuat sumber belajar sendiri untuk digunakan sebagai alat bantu mengajar.
B. Uraian Isi:
Langkah-langkah dalam Penyusunan Pustaka SIMETRON
Analisis Standar Kompetensi Lulusan Biologi SMA
Analisis dilakukan terhadap seluruh materi Biologi yang harus diajarkan di SMA. Daftar yang sudah teridentifikasi secara garis besar adalah sebagai berikut;
Standar Kompetensi Lulusan
Simulasi
1. Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen, menggunakan berbagai peralatan untuk melakukan pengamatan dan pengukuran yang tepat dan teliti, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyajikan data secara sistematis, dan menarik kesimpulan sesuai dengan bukti yang diperoleh, serta berkomunikasi ilmiah hasil percobaan secara lisan dan tertulis
2. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya.
3. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
4. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
6. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
Model eksperimen
Kunci dikotomis
Daur biogeokimia
Siklus energi
Ekosistem
Perkembangan
Sistem organ
Pertumbuhan
Metabolisme
Genetika
Bioteknologi
Materi simulasi seperti tercantum pada kolom sebelah kanan merupakan judul global yang nantinya akan menjadi kumpulan dari simulasi-simulasi kecil/singkat yang menyertai pokok-pokok konsep pada kolom sebelah kiri.
Menentukan Internet Explorer
Langkah selanjutnya adalah memilih perangkat lunak untuk mengeksplore internet. Pilihan yang paling popuper yang sering diambil oleh penulis adalah microsoft internet explorer yang sudah ter-bundle bersama microsoft windows atau kadang menggunakan mozilla firefox untuk keperluan tertentu.
Menentukan Internet Browser
Ada banyak mesin pencari (internet browser) yang kita bisa pilih untuk melakukan pencarian bahan-bahan yang kita perlukan. Namun, penulis sering memakai dua diantaranya yaitu;
a. http://www.yahoo.com seperti gambar berikut;
Web browser ini sering digunakan oleh penulis terutama untuk mencari file-file berupa video/movie karena pada toolbar standarnya sudah mencantumkan pop menu video.
b. http://www.google.com seperti gambar berikut;
Mesin pencari ini yang paling sering digunakan oleh penulis untuk mencari situs-situs yang mengandung banyak gambar. Interface yang sederhana menyebabkan software ini lebih cepat terbuka dan lebih cepat dalam mengakses data.
Melakukan pencarian dan pengunduhan
Proses pencarian dimulai dengan memasukkan kata-kata kunci pada field Search di mesin pencari [yahoo maupun google]. Dalam hal mencari situs-situs yang banyak berkaitan dengan animasi biologi, kata kunci yang penulis ketikkan adalah “animation+biology”. Ini berarti penulis menghendaki situs yang memiliki unsur animasi [abimation] dan berkaitan dengan biologi [biologi]. Hasil pencarian dengan menggunakan mesin google adalah sebagai berikut;
Sesudah itu dipilih satu persatu dan dibuka, misalnya situs urutan kedua yaitu http://science.nhmcd.edu/biol/bio1.htm yang webnya sebagai berikut;
Langkah berikutnya adalah mulai memilih link-link yang disediakan, apabila ada yang merupakan file flash yang langsung dapat diunduh (download), maka dapat segera dilakukan pengunduhan. Untuk mempercepat proses ini dapat menggunakan software bantuan misalnya Download Accelerator Plus (DAP) seperti berikut;
Terkadang ada situs yang tidak menyediakan file flash yang dapat diunduh langsung, untuk hal seperti ini dapat diakali dengan menjalankan file terebut pada browsernya, kemudian dicari source-nya untuk dijalankan secara parsial. Contoh seperti berikut;
Setelah file-file itu dicoba dijalankan dan ditutup kembali, kita dapat mencari “sampah” dari file tersebut pada folder “temporary internet explorer” yang dapat kita bongkar melalui Tool à Internet Option à Browsing History à setting à View Trusted File lalu kita bisa menyalin nama file flash yang tertangkap (misalnya mitosis.swf) dan memindahkannnya ke mydocument.
Untuk beberapa materi, sebenarnya ada sebuah situs yang menyediakan beberapa file flash gratis apabila kita sudah menjadi member dan login ke dalamnya, contohnya adalah http://www.e-dukasi.net. Di dalamnya terdapat sejumlah file yang didownload dan dikumpulkan dalam satu folder.
Menata Galery
Setelah semua file yang diperlukan terkumpul, maka dibuatlah sebuah software sederhana yang bisa mengadministrasikan semua file tersebut menjadi satu dan dikemas dalam bentuk CD. Dalam hal ini, penulis membuat sebuah program eksekusi (simetron.exe) dengan Macromedia Director MX (versi 9) sebagai berikut:
C. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Karya Inovasi:
1. Persiapan PBM
Setelah galery simetron ini selesai dibuat, kemudian disimpan dan digandakan dalam bentuk CD yang boleh dicopy oleh seluruh siswa yang memerlukannnya untuk belajar di rumah. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan Lembar-lembar kegiatan siswa sebagai panduan untuk melakukan diskusi. Untuk memperkuat pemahaman, kepada siswa juga ditugasi untuk mencari literatur penunjang materi.
Dalam kegiatan ini, setiap kelompok mempresentasikan apa yang mereka pahami dari teori lalu dipadankan dengan model simulasinya. Diskusi akan terjadi kemudian dengan kelompok lain yang menanggapi. Peran guru dalam hal ini adalah sebagai moderator yang mengatur kelancaran diskusi serta sebagai tempat bertanya apabila ada suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan/dijawab suatukelompok. Akhir kegiatan ini siswa dengan dibimbing oleh guru melakukan perangkuman materi.
2. Pelaksanaan PBM
a. Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan melakukan apersepsi; bertanya tentang materi pelajaran sebelumnya, memberikan motivasi berupa relevansi materi yang akan diberikan dengan kehidupan keseharian, menetapkan tujuan pembelajaran dan membagi kelompok yang terdiri 5-6 siswa per kelompok. Kegiatan ini dilakukan sekitar 20 menit.
b. Kegiatan Inti
Siswa secara berkelompok melakukan kegiatan-kegiatan sesuai tuntunan LKS yang diberikan. Sebagai bukti bahwa mereka telah melakukan seluruh rangkaian kegiatan maka siswa harus membuat laporan tertulis.
c. Penutup
Kegiatan dapat diselesaikan selama 60 menit. Kegiatan akhir pertemuan adalah membuat laporan dari kegiatan hari itu. Selanjutnya, guru membagikan bahan bacaan kepada kelompok-kelompok tersebut untuk dikerjakan di rumah. Tugas dikumpulkan dalam pertemuan berikutnya (satu minggu) untuk didiskusikan di kelas.
D. Hasil-hasil yang sudah dicapai dan keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran tersebut
Hasil belajar konsep-konsep fisiologis dengan menggunakan metode ini yang diterapkan di kelas menunjukkan daya serap yang efektif. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran bisa mengeliminir kesan abstraks dari sebuah fakta yang tidak mungkin dilihat dalam kondisi aslinya. Hal-hal ini yang tidak dimiliki oleh metode pembelajaran lainnya.
Data tentang hasil belajar kelas 10 SMA YPK menunjukkan besaran –besaran statistik sebagai berikut;
no
Nilai
XA
XB
XC
XD
XE
XF
XG
XH
1
Maximum
86
90
89
81
83
87
86
84
2
Mean
66
71
66
67
67
67
75
75
3
Minimum
49
47
54
55
53
50
65
64
4
Modus
68
65
63
68
67
71
73
70
5
Median
66
69
64
67
67
67
74
76
6
st_dev
9.08
8.91
8.31
7.39
7.36
7.56
5.59
6.03
Kelas XA – XF adalah kelas-kelas heterogen secara kemampuan akademik (Kelompok I), kelas XG adalah kelas Unggulan (Kelompok II) dan kelas XH adalah kelas heterogen (kelompok III). Kelompok I diajar secara konvensional sedang kelompok II dan III diajar dengan menggunakan media berbasis TIK (simetron).
Dari data di atas dapat terlihat bahwa nilai rata-rata kelas dan nilai terendah pada kelas-kelas yang diajar dengan menggunakan media berbasis TIK adalah lebih baik daripada nilai rata-rata kelas-kelas yang diajar secara konvensional.Dari hasil penelitian tindakan kelas sedrhana ini, dapat disimpulkan bahwa pustaka/galery simulasi elektronik yang dijadikan media pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar Biologi
Simposium Kepala Sekolah Tahun 2004
MEMBANGUN SINERGI, MEMBERDAYAKAN POTENSI DALAM MENATA SEKOLAH “SERIUS”
** Pengalaman Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah.**
Herman Retnandar
Kepala Sekolah
SMA YAYASAN PUPUK KALTIM
BONTANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Ketika satu tahun pelajaran berakhir, pertanyaan yang selalu diajukan kepada penyelenggara pendidikan tingkat SMA adalah; (1) Berapa prosentase siswa yang lulus?; (2) Berapa capaian nilai ujian akhir murni dan (3) Berapa jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri (favorit)?. Adalah sangat jarang yang menanyakan sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi-materi yang dipelajarinya?, atau bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa selama proses pembelajaran? Juga jarang yang bertanya bagaimana korelasi antara input siswa dengan output yang dihasilkan.
Lebih parah lagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adakalanya tidak pernah dikaitkan dengan bagaimana kondisi-kondisi ideal yang seharusnya ada untuk terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik. Meskipun setiap pelaku pendidikan bersepakat dengan paradigma lama bahwa pendidikan harus melibatkan Input – Proses – Output, faktanya keberhasilan sekolah hanya dipandang dari hasil akhirnya saja. Oleh karena itu, demi mengejar hal tersebut segenap energi harus diarahkan kesana. Sekolah bagaikan sebuah proses produksi. Murid dijadikan sebagai raw input dalam suatu pabrik, sedangkan guru, kurikulum dan fasilitas pembelajaran menjadi instrumental input. Bila raw input dan instrumental input baik, maka akan menimbulkan proses yang baik hingga pada akhirnya akan menghasilkan output yang baik pula.
Kondisi-kondisi seperti tersebut di atas hampir pasti akan ditemukan di banyak sekolah termasuk SMA YPK yang kami kelola. Sebagai sekolah yang didirikan sebuah perusahaan, SMA YPK mengemban misi sebagai substitusi SMA-SMA favorit di pulau Jawa. Padahal bila dibandingkan, kondisi-kondisi ideal untuk menjadi sebuah sekolah unggulan tidak sama. Input murid kami sangat heterogen dan penerimaan tanpa tes masuk. Fasilitas pembelajaran tidak terlalu lengkap akibat letak sekolah yang jauh dari pusat kota. Selain itu, kemampuan guru sangat beragam dan bukan merupakan hasil pilihan.
Mengutip cita-cita pendiri Yayasan, SMA YPK harus dijadikan sekolah “serius”. Bukan sekolah unggulan maupun favorit, kami hanya ditugasi untuk menyelenggarakan pendidikan sebaik-baiknya dan dikelola secara professional. Menjawab tantangan tersebut, maka langkah penting yang tak henti-hentinya kami lakukan adalah; (1) meningkatkan kompetensi guru dan karyawan, (2) melengkapi sarana dan prasarana, dan (3) membangun sinergi dengan dunia luar.
B. Permasalahan
Dari paparan latar belakang masalah di depan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut;
1. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk menjadikan sekolah serius?
2. Bagaimana tingkat keberhasilan upaya mencapai terselenggaranya sekolah serius?
3. Bagaimana partisipasi warga sekolah tehadap upaya-upaya tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Tulisan ini dipaparkan dengan tujuan untuk berbagi pengalaman dalam mengelola penyelenggaraan sekolah-sekolah spesifik, agar hal-hal yang positif dapat dikembangkan di sekolah lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Manajemen Berbasis Sekolah
Paradigma baru pendidikan menghendaki adanya desentralisasi penyelenggaraan pendidikan sampai ke tingkat sekolah. Aplikasinya menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan mutu pendidikan. Sekolah bersama pihak-pihak terkait (stakeholder) bersama-sama merancang dan menjalankan program-program penyelenggaraan pendidikan secara otonom. Model pengelolaan seperti ini dikenal sebagai manajemen berbasis sekolah (MBS). Dipilihnya MBS karena diyakini model ini akan mempermudah pencapaian tujuan pendidikan karena dipandang paling mengetahui kondisi riil di sekolah-sekolah (lapangan).
Ciri-ciri MBS adalah adanya otonomi yang kuat pada tingkat sekolah, peran aktif masyarakat dalam pendidikan, proses pengambilan keputusan yang demokratis dan berkeadilan, menjunjung tinggi akuntabilitas dan transparansi setiap kegiatan pendidikan.[1][1] Bila MBS dijalankan, langkah pertama yang harus dicanangkan adalah menyusun suatu visi mengenai outcomes (hasil) yang diharapkan, terutama berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan dan prestasi siswa, serta suatu visi mengenai restrukturisasi sistem pendidikan.[2][2]
Implemetasi MBS akan berhasil melalui strategi-strategi berikut[3][3]:
1. Pertama, sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal yaitu dimilikinya kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuan yang berkesinambungan, akses informasi ke segala bagian dan pemberian penghargaan kepada setiap orang yang berhasil.
2. Kedua, adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pembiayaan, proses pengambilan keputusan terhadap kurikulum dan instruksional serta non-instruksional.
3. Ketiga, adanya kepemimpinan kepala sekolah yang mampu menggerakkan dan mendayagunakan setiap sumberdaya sekolah secara efektif.
4. Keempat, adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif.
5. Kelima, semua pihak harus memahami peran dan tanggungjawabnya secara sungguh-sungguh.
6. Keenam, adanya guidelines dari Departemen terkait sehingga mampu mendorong proses pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Guidelines itu jangan sampai berupa peraturan-peraturan yang mengekang dan membelenggu sekolah.
7. Ketujuh, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas yang minimal diwujudkan dalam laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya.
8. Kedelapan, penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah dan lebih khusus lagi adalah meningkatkan pencapaian belajar siswa.
9. Kesembilan, implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsep MBS, identifikasi peran masing-masing, mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap peran barunya, implementasi pada proses pembelajaran, evaluasi atas pelaksanaan di lapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan.
B. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA YPK
Penerapan MBS di setiap sekolah pasti berbeda sesuai dengan kondisi riil setempat, begitupun yang berlaku di SMA YPK. Kondisi riil penyelenggaraan pendidikan bila dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari pendirian sekolah-sekolah di bawah binaan yayasan adalah; (1) input siswa yang sangat heterogen, (2) proses pembelajaran, menyangkut kualifikasi sumber daya manusia dan keterbatasan sarana parasana serta (3) harapan agar menghasilkan lulusan terbaik dan prosentasi diterima di PTN favorit yang tinggi (output).
1. Penanganan Input Siswa Heterogen
Misi utama dari pendirian sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Pupuk Kaltim adalah untuk mendidik putra-putri karyawan. Bagaimanapun kondisi anak karyawan harus diterima tanpa dipilih atau dites kemampuannya. Dan pengalaman membuktikan bahwa selama hampir 20 tahun sekolah ini berdiri, kondisi-kondisi itu tidak pernah mengalami perubahan sedikitpun.
gambar. Suasana belajar di kelas akselerasi
Menangani kondisi siswa yang memiliki kemampuan beragam ini, SMA YPK memberanikan diri untuk memberikan layanan antara lain; (1) kelas akselerasi bagi siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, (2) pemberlakuan remedial bagi siswa yang lambat belajar dan (3) pembelajaran standar tanpa pengelompokan bagi siswa lainnya.
Satu mekanisme yang sedikit membantu dalam menangani kesulitan penanganan akibat tingkat heterogenitas yang tinggi adalah adanya aturan tak tertulis dari Yayasan yang menghasruskan pindah sekolah bagi siswa yang tidak naik kelas selama 2 (dua) kali berturut-turut. Aturan seperti ini cukup menguntungkan bagi tingkat sekolah teratas (SMA YPK), karena biasanya hal tersebut sangat jarang sekali ditemui (tersaring dengan sendirinya).
2. Penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar
Hal yang terkait dengan proses belajar mengajar adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sistem pembelajaran.
a. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Sebagai unit sekolah yang berada di bawah kendali Yayasan, SMA YPK tidak memiliki wewenang untuk menentukan kualifikasi guru dan tenaga lainnya. Setiap guru dan karyawan yang ditugaskan ke SMA harus diterima dan diberikan beban kerja yang sama. Atas kondisi ini, maka komposisi guru dan karyawanpun menjadi beragam baik dalam pengalaman maupun kemampuan. Ada yang sudah sangat senior (masa kerja > 10 tahun), ada yang menengah (s.d 10 tahun) bahkan ada yang masih relatif baru (di bawah 1 tahun).
Menyadari keberagaman pengalaman dan kualitas, adalah tugas yang tidak mudah bagi seorang Kepala Sekolah untuk bisa menyatukan potensi positif agar mencapai tujuan yang sama. Langkah-langkah yang selama ini dilakukan dan kami pandang cukup berhasil untuk mempersiapkan SDM yang handal adalah;
1). Konsolidasi ketenagaan
Penyadaran bahwa SMA YPK membawa misi substitusi SMA-SMA favorit di pulau Jawa menjadi faktor penyemangat untuk bekerja keras. Kami manfaatkan guru-guru senior untuk berbagi pengalaman kepada para juniornya lewat keteladanan dan pembimbingan. Sementara di pihak lainnya, kami manfaatkan semangat dan mobilitas guru-guru muda untuk menggerakkan inovasi-inovasi pembelajaran dan pembinaan kesiswaan. Kerjasama yang solid ini terus menerus kami bangun dan pertahankan hingga saat ini. Hasilnya, meskipun setiap tahun ada mutasi (keluar-masuk), tim yang kokoh tetap bertahan.
2). Pendelegasian wewenang dan kaderisasi
Dalam struktur jabatan yang resmi diberlakukan Yayasan, setiap sekolah dipimpin oleh Kepala Sekolah yang dibantu oleh 3 (tiga) Wakil Kepala Sekolah; Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana. Kemudian SMA YPK membuat kebijakan membuat personel tambahan di bawah Wakasek yaitu Koordinator-koordinator.
Para koordinator itu antara lain; koordinator kurikulum, kesiswaan, ekstrakurikuler, kedisiplinan, sarana dan tenaga serta kesejahteraan. Mereka dipilih dari beberapa guru yang dipandang memiliki kemampuan manajerial dalam bidang-bidang tersebut.
Keuntungan dari pemberlakuan sistem ini adalah;
a). membantu tugas wakil kepala sekolah dalam menangani suatu tugas tertentu.
b). Pekerjaan-pekerjaan tertentu menjadi lebih detil dan dilakukan secara lebih professional.
c). Sebagai sarana pelatihan dan kaderisasi jabatan bagi guru.
3). Pelatihan, magang dan kaji banding
Setiap ada kebijakan baru di bidang pendidikan, terutama pemberlakuan kurikulum baru, program khusus (misalnya CBSA, akselerasi, broadbase education-life skill, teknologi informasi, dll.), dan sejenisnya, Yayasan senantiasa proaktif untuk mengajukan sekolah-sekolah binaannya (termasuk SMA) untuk mengadakan piloting.
Kerapkali saat program-program ini dilaksanakan para pelaksana di lapangan memerlukan pelatihan-pelatihan, training atau pembimbingan. Karena keterbatasan informasi, maka Yayasan secara mandiri mengundang nara sumber untuk mengadakan pelatihan/training di sekolah atau mengirimkan para guru dan karyawannya untuk magang dan kaji banding di sekolah-sekolah yang ditunjuk resmi oleh pemerintah. Hasil dari program ini selanjutnya akan di-diseminasi dan disosialisasikan kepada guru atau karyawan yang belum mendapatkan kegiatan serupa.
b. Pengembangan Sarana dan Prasarana
Tak dapat dipungkiri bahwa metode pembelajaran efektif memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Apalagi di era pembelajaran multimedia seperti saat ini, kehadiran perangkat multimedia berbasis teknologi informasi menjadi sebuah keharusan. Langkah-langkah yang telah dan akan kami lakukan sehubungan dengan pengembangan sarana dan prasarana adalah; (1) melengkapi buku pegangan dan referensi bagi guru, (2) komputerisasi administrasi sekolah, (3) penataan laboratorium computer dan internet, (4) penataan laboratorium-laboratorium IPA, (5) penataan laboratorium bahasa, (6) penataan ruang multimedia, (7) penataan dan melengkapi koleksi perpustakaan dan (8) membangun jaringan local (LAN)
gambar. Sarana belajar berbasis TI
Dana bagi pengadaan sarana dan prasarana didapat dari berbagai sumber antara lain; hibah PT. Pupuk Kaltim sebagai pendiri Yayasan/sekolah, pengadaan dari Yayasan melalui Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan Yayasan, Block Grant dari Depdiknas, dan bantuan dari pihak lain yang dimintakan pada saat penerimaan siswa baru (PSB) melalui Komite Sekolah. Pengadaan sarana tersebut berlangsung secara bertahap sesuai kebutuhan dan hingga saat ini.
gambar. Laboratorium dan perpustakaan
3. Mencapai Hasil (Output) Yang Memuaskan.
Tolok ukur keberhasilan pendidikan di SMA sampai saat ini ada 2 (dua) hal yakni lulus dengan nilai ujian akhir memuaskan serta prosentase diterima di PTN tinggi.
a. Hasil Kelulusan
Untuk mencapai hasil kelulusan dengan nilai ujian negara yang baik dilakukan usaha yang berkesinambungan sejak siswa duduk di kelas I (satu). Asumsi yang kami kemukakan adalah; bila siswa dibekali materi yang cukup sejak dini maka mereka tidak akan kesulitan dalam menghadapi ujian akhir nasional bahkan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.
gambar. Suasana Bimbel dan try out
Kemudian pada kelas akhir (kelas III), para siswa dibekali dengan pelatihan intensif untuk menyelesaikan soal ujian akhir nasional melalui tambahan pelajaran, uji coba (try out) dan bimbingan belajar intensif menjelang ujian. Pembiayaan yang timbul untuk kegiatan ini ditanggung bersama oleh orang tua murid, Yayasan dan perusahaaan.
Sampai dengan saat ini, kegiatan-kegiatan seperti ini selalu menghasilkan kelulusan 100% serta pencapaian nilai ujian nasional yang cukup memuaskan sehingga selalu menempatkan SMA YPK di posisi 5 besar terbaik di Kalimantan Timur.
b. Diterima masuk PTN
Jalur masuk PTN secara umum ada 2 (dua) yaitu jalur tes dan non tes. Jalur tes yang berlaku saat ini dinamakan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, sedangkan jalur non tes sangat beragam model dan cara seleksinya. Sejak alumni pertama diluluskan sampai dengan saat ini, SMA YPK berhasil menempatkan lulusannya di PTN-PTN ternama antara 30% s.d 70%.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut antara lain;
1) Pelajaran tambahan, uji coba (try out) dan bimbingan belajar intensif.
2) Penelusuran Minat dan Bakat melalui Bimbingan Konseling serta membentuk sistem guru pamong untuk mengadakan konsultasi siswa (konsis) dalam pemilihan PTN dan jurusannya.
3) Hubungan kerjasama dengan PTN untuk membangun kemitraan. Sampai dengan saat ini yang sudah terjalin adalah dengan UGM, ITB, ITS, UNDIP, UNHAS, UNMUL, UNLAM.
gambar. Kerjasama dengan ITB dan UNS
4) Memperkenalkan kehidupan dunia PTN dengan mengundang perwakilan dari PTN untuk memperkenalkan profil PTN pada siswa kelas III, disamping mengadakan studi wisata kunjungan kampus pada siswa kelas II (dua).
Selain dengan usaha sendiri upaya ini juga terbantu oleh adanya beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, baik dalam maupun luar negeri yang datang ke sekolah untuk mempromosikan institusi mereka. PTN yang sudah dating dan mengadakan MOU antara lain; UGM, UNDIP, UNPAD, ITS, ITB, UM, UNHAS dan UNMUL. PTS antara lain PETRA, Widya Mandala, STIKOM dan UBAYA. Sedang yang dating dari luar negeri ada INTI Colege Sabah dan CURTIN Kuching.
C. Hasil-hasil yang dicapai dari Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA YPK
1. Tabel perolehan NEM
Tahun
A1 (Fisika) A2 (Biologi) A3 (Sosial)
Max Min Avg Max Min Avg Max Min Avg
1988/1989 51.89 40.55 45.15 41.67 35.05 37.15 45.60 36.74 40.27
1989/1990 54.02 54.02 54.02 47.24 39.23 42.43 51.58 40.02 44.69
1990/1991 45.29 35.34 40.70 38.47 38.45 38.46 53.65 37.91 45.30
1991/1992 57.02 38.93 49.28 48.42 42.87 45.67 55.18 41.62 46.79
1992/1993
60.58
46.20
51.50
51.37
44.59
47.01
52.80
40.31
48.29
1993/1994
58.51
40.78
49.49
-
-
-
57.49
41.31
48.49
1994/1995
61.42
47.68
52.60
46.07
43.98
44.99
58.35
43.68
51.52
1995/1996
58.07
48.11
51.62
56.62
42.14
48.95
52.76
39.34
46.83
TAHUN
IPA
IPS
MAX
MIN
AVG
MAX
MIN
AVG
1996/1997
61.62
48.85
55.35
68.41
50.35
58.96
1997/1998
52.70
39.84
47.27
56.11
41.29
47.86
1998/1999
54.06
37.61
45.33
53.22
32.72
43.88
1999/2000
58.43
33.73
43.93
57.23
32.47
44.49
2000/2001
56.31
36.67
46.65
44.67
32.03
38.70
2001/2002
59.41
34.06
44.76
45.44
34.04
38.09
2002/2003
90,10
71.54
77.8
80.04
69.23
73.99
2003/2004
82.23
62.92
72.73
79.10
64.77
72,22
2. Siswa yang lolos PTN
No.
Tahun
Jumlah Siswa
Jumlah Pendaftar
Jmlah Yang Diterima
Prosentase
1
1989
23
20
11
55%
2
1990
18
15
9
60%
3
1991
30
21
9
43%
4
1992
41
41
14
34%
5
1993
24
22
8
36%
6
1994
36
32
17
53%
7
1995
29
26
15
58%
8
1996
31
29
10
34%
9
1997
50
50
30
60%
10
1998
43
43
30
70%
11
1999
63
62
36
58%
12
2000
73
60
37
62%
13
2001
91
89
70
79%
14
2002
95
92
71
77%
15
2003
107
107
60
56%
16
2004
145
144
77
53%
[1][1] Nurkolis, Pendidikan Network: “Strategi Sukses Implementasi MBS”, 22 Januari 2002
[2][2] Ibtisam Abu-duhou, School-based Management, 2003, p.133
[3][3] Nurkolis, Ibid
** Pengalaman Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah.**
Herman Retnandar
Kepala Sekolah
SMA YAYASAN PUPUK KALTIM
BONTANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Ketika satu tahun pelajaran berakhir, pertanyaan yang selalu diajukan kepada penyelenggara pendidikan tingkat SMA adalah; (1) Berapa prosentase siswa yang lulus?; (2) Berapa capaian nilai ujian akhir murni dan (3) Berapa jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri (favorit)?. Adalah sangat jarang yang menanyakan sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi-materi yang dipelajarinya?, atau bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa selama proses pembelajaran? Juga jarang yang bertanya bagaimana korelasi antara input siswa dengan output yang dihasilkan.
Lebih parah lagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adakalanya tidak pernah dikaitkan dengan bagaimana kondisi-kondisi ideal yang seharusnya ada untuk terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik. Meskipun setiap pelaku pendidikan bersepakat dengan paradigma lama bahwa pendidikan harus melibatkan Input – Proses – Output, faktanya keberhasilan sekolah hanya dipandang dari hasil akhirnya saja. Oleh karena itu, demi mengejar hal tersebut segenap energi harus diarahkan kesana. Sekolah bagaikan sebuah proses produksi. Murid dijadikan sebagai raw input dalam suatu pabrik, sedangkan guru, kurikulum dan fasilitas pembelajaran menjadi instrumental input. Bila raw input dan instrumental input baik, maka akan menimbulkan proses yang baik hingga pada akhirnya akan menghasilkan output yang baik pula.
Kondisi-kondisi seperti tersebut di atas hampir pasti akan ditemukan di banyak sekolah termasuk SMA YPK yang kami kelola. Sebagai sekolah yang didirikan sebuah perusahaan, SMA YPK mengemban misi sebagai substitusi SMA-SMA favorit di pulau Jawa. Padahal bila dibandingkan, kondisi-kondisi ideal untuk menjadi sebuah sekolah unggulan tidak sama. Input murid kami sangat heterogen dan penerimaan tanpa tes masuk. Fasilitas pembelajaran tidak terlalu lengkap akibat letak sekolah yang jauh dari pusat kota. Selain itu, kemampuan guru sangat beragam dan bukan merupakan hasil pilihan.
Mengutip cita-cita pendiri Yayasan, SMA YPK harus dijadikan sekolah “serius”. Bukan sekolah unggulan maupun favorit, kami hanya ditugasi untuk menyelenggarakan pendidikan sebaik-baiknya dan dikelola secara professional. Menjawab tantangan tersebut, maka langkah penting yang tak henti-hentinya kami lakukan adalah; (1) meningkatkan kompetensi guru dan karyawan, (2) melengkapi sarana dan prasarana, dan (3) membangun sinergi dengan dunia luar.
B. Permasalahan
Dari paparan latar belakang masalah di depan dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut;
1. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk menjadikan sekolah serius?
2. Bagaimana tingkat keberhasilan upaya mencapai terselenggaranya sekolah serius?
3. Bagaimana partisipasi warga sekolah tehadap upaya-upaya tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Tulisan ini dipaparkan dengan tujuan untuk berbagi pengalaman dalam mengelola penyelenggaraan sekolah-sekolah spesifik, agar hal-hal yang positif dapat dikembangkan di sekolah lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Manajemen Berbasis Sekolah
Paradigma baru pendidikan menghendaki adanya desentralisasi penyelenggaraan pendidikan sampai ke tingkat sekolah. Aplikasinya menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan mutu pendidikan. Sekolah bersama pihak-pihak terkait (stakeholder) bersama-sama merancang dan menjalankan program-program penyelenggaraan pendidikan secara otonom. Model pengelolaan seperti ini dikenal sebagai manajemen berbasis sekolah (MBS). Dipilihnya MBS karena diyakini model ini akan mempermudah pencapaian tujuan pendidikan karena dipandang paling mengetahui kondisi riil di sekolah-sekolah (lapangan).
Ciri-ciri MBS adalah adanya otonomi yang kuat pada tingkat sekolah, peran aktif masyarakat dalam pendidikan, proses pengambilan keputusan yang demokratis dan berkeadilan, menjunjung tinggi akuntabilitas dan transparansi setiap kegiatan pendidikan.[1][1] Bila MBS dijalankan, langkah pertama yang harus dicanangkan adalah menyusun suatu visi mengenai outcomes (hasil) yang diharapkan, terutama berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan dan prestasi siswa, serta suatu visi mengenai restrukturisasi sistem pendidikan.[2][2]
Implemetasi MBS akan berhasil melalui strategi-strategi berikut[3][3]:
1. Pertama, sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal yaitu dimilikinya kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuan yang berkesinambungan, akses informasi ke segala bagian dan pemberian penghargaan kepada setiap orang yang berhasil.
2. Kedua, adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pembiayaan, proses pengambilan keputusan terhadap kurikulum dan instruksional serta non-instruksional.
3. Ketiga, adanya kepemimpinan kepala sekolah yang mampu menggerakkan dan mendayagunakan setiap sumberdaya sekolah secara efektif.
4. Keempat, adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif.
5. Kelima, semua pihak harus memahami peran dan tanggungjawabnya secara sungguh-sungguh.
6. Keenam, adanya guidelines dari Departemen terkait sehingga mampu mendorong proses pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Guidelines itu jangan sampai berupa peraturan-peraturan yang mengekang dan membelenggu sekolah.
7. Ketujuh, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas yang minimal diwujudkan dalam laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya.
8. Kedelapan, penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah dan lebih khusus lagi adalah meningkatkan pencapaian belajar siswa.
9. Kesembilan, implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsep MBS, identifikasi peran masing-masing, mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap peran barunya, implementasi pada proses pembelajaran, evaluasi atas pelaksanaan di lapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan.
B. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA YPK
Penerapan MBS di setiap sekolah pasti berbeda sesuai dengan kondisi riil setempat, begitupun yang berlaku di SMA YPK. Kondisi riil penyelenggaraan pendidikan bila dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari pendirian sekolah-sekolah di bawah binaan yayasan adalah; (1) input siswa yang sangat heterogen, (2) proses pembelajaran, menyangkut kualifikasi sumber daya manusia dan keterbatasan sarana parasana serta (3) harapan agar menghasilkan lulusan terbaik dan prosentasi diterima di PTN favorit yang tinggi (output).
1. Penanganan Input Siswa Heterogen
Misi utama dari pendirian sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Pupuk Kaltim adalah untuk mendidik putra-putri karyawan. Bagaimanapun kondisi anak karyawan harus diterima tanpa dipilih atau dites kemampuannya. Dan pengalaman membuktikan bahwa selama hampir 20 tahun sekolah ini berdiri, kondisi-kondisi itu tidak pernah mengalami perubahan sedikitpun.
gambar. Suasana belajar di kelas akselerasi
Menangani kondisi siswa yang memiliki kemampuan beragam ini, SMA YPK memberanikan diri untuk memberikan layanan antara lain; (1) kelas akselerasi bagi siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, (2) pemberlakuan remedial bagi siswa yang lambat belajar dan (3) pembelajaran standar tanpa pengelompokan bagi siswa lainnya.
Satu mekanisme yang sedikit membantu dalam menangani kesulitan penanganan akibat tingkat heterogenitas yang tinggi adalah adanya aturan tak tertulis dari Yayasan yang menghasruskan pindah sekolah bagi siswa yang tidak naik kelas selama 2 (dua) kali berturut-turut. Aturan seperti ini cukup menguntungkan bagi tingkat sekolah teratas (SMA YPK), karena biasanya hal tersebut sangat jarang sekali ditemui (tersaring dengan sendirinya).
2. Penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar
Hal yang terkait dengan proses belajar mengajar adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sistem pembelajaran.
a. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Sebagai unit sekolah yang berada di bawah kendali Yayasan, SMA YPK tidak memiliki wewenang untuk menentukan kualifikasi guru dan tenaga lainnya. Setiap guru dan karyawan yang ditugaskan ke SMA harus diterima dan diberikan beban kerja yang sama. Atas kondisi ini, maka komposisi guru dan karyawanpun menjadi beragam baik dalam pengalaman maupun kemampuan. Ada yang sudah sangat senior (masa kerja > 10 tahun), ada yang menengah (s.d 10 tahun) bahkan ada yang masih relatif baru (di bawah 1 tahun).
Menyadari keberagaman pengalaman dan kualitas, adalah tugas yang tidak mudah bagi seorang Kepala Sekolah untuk bisa menyatukan potensi positif agar mencapai tujuan yang sama. Langkah-langkah yang selama ini dilakukan dan kami pandang cukup berhasil untuk mempersiapkan SDM yang handal adalah;
1). Konsolidasi ketenagaan
Penyadaran bahwa SMA YPK membawa misi substitusi SMA-SMA favorit di pulau Jawa menjadi faktor penyemangat untuk bekerja keras. Kami manfaatkan guru-guru senior untuk berbagi pengalaman kepada para juniornya lewat keteladanan dan pembimbingan. Sementara di pihak lainnya, kami manfaatkan semangat dan mobilitas guru-guru muda untuk menggerakkan inovasi-inovasi pembelajaran dan pembinaan kesiswaan. Kerjasama yang solid ini terus menerus kami bangun dan pertahankan hingga saat ini. Hasilnya, meskipun setiap tahun ada mutasi (keluar-masuk), tim yang kokoh tetap bertahan.
2). Pendelegasian wewenang dan kaderisasi
Dalam struktur jabatan yang resmi diberlakukan Yayasan, setiap sekolah dipimpin oleh Kepala Sekolah yang dibantu oleh 3 (tiga) Wakil Kepala Sekolah; Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana. Kemudian SMA YPK membuat kebijakan membuat personel tambahan di bawah Wakasek yaitu Koordinator-koordinator.
Para koordinator itu antara lain; koordinator kurikulum, kesiswaan, ekstrakurikuler, kedisiplinan, sarana dan tenaga serta kesejahteraan. Mereka dipilih dari beberapa guru yang dipandang memiliki kemampuan manajerial dalam bidang-bidang tersebut.
Keuntungan dari pemberlakuan sistem ini adalah;
a). membantu tugas wakil kepala sekolah dalam menangani suatu tugas tertentu.
b). Pekerjaan-pekerjaan tertentu menjadi lebih detil dan dilakukan secara lebih professional.
c). Sebagai sarana pelatihan dan kaderisasi jabatan bagi guru.
3). Pelatihan, magang dan kaji banding
Setiap ada kebijakan baru di bidang pendidikan, terutama pemberlakuan kurikulum baru, program khusus (misalnya CBSA, akselerasi, broadbase education-life skill, teknologi informasi, dll.), dan sejenisnya, Yayasan senantiasa proaktif untuk mengajukan sekolah-sekolah binaannya (termasuk SMA) untuk mengadakan piloting.
Kerapkali saat program-program ini dilaksanakan para pelaksana di lapangan memerlukan pelatihan-pelatihan, training atau pembimbingan. Karena keterbatasan informasi, maka Yayasan secara mandiri mengundang nara sumber untuk mengadakan pelatihan/training di sekolah atau mengirimkan para guru dan karyawannya untuk magang dan kaji banding di sekolah-sekolah yang ditunjuk resmi oleh pemerintah. Hasil dari program ini selanjutnya akan di-diseminasi dan disosialisasikan kepada guru atau karyawan yang belum mendapatkan kegiatan serupa.
b. Pengembangan Sarana dan Prasarana
Tak dapat dipungkiri bahwa metode pembelajaran efektif memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Apalagi di era pembelajaran multimedia seperti saat ini, kehadiran perangkat multimedia berbasis teknologi informasi menjadi sebuah keharusan. Langkah-langkah yang telah dan akan kami lakukan sehubungan dengan pengembangan sarana dan prasarana adalah; (1) melengkapi buku pegangan dan referensi bagi guru, (2) komputerisasi administrasi sekolah, (3) penataan laboratorium computer dan internet, (4) penataan laboratorium-laboratorium IPA, (5) penataan laboratorium bahasa, (6) penataan ruang multimedia, (7) penataan dan melengkapi koleksi perpustakaan dan (8) membangun jaringan local (LAN)
gambar. Sarana belajar berbasis TI
Dana bagi pengadaan sarana dan prasarana didapat dari berbagai sumber antara lain; hibah PT. Pupuk Kaltim sebagai pendiri Yayasan/sekolah, pengadaan dari Yayasan melalui Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan Yayasan, Block Grant dari Depdiknas, dan bantuan dari pihak lain yang dimintakan pada saat penerimaan siswa baru (PSB) melalui Komite Sekolah. Pengadaan sarana tersebut berlangsung secara bertahap sesuai kebutuhan dan hingga saat ini.
gambar. Laboratorium dan perpustakaan
3. Mencapai Hasil (Output) Yang Memuaskan.
Tolok ukur keberhasilan pendidikan di SMA sampai saat ini ada 2 (dua) hal yakni lulus dengan nilai ujian akhir memuaskan serta prosentase diterima di PTN tinggi.
a. Hasil Kelulusan
Untuk mencapai hasil kelulusan dengan nilai ujian negara yang baik dilakukan usaha yang berkesinambungan sejak siswa duduk di kelas I (satu). Asumsi yang kami kemukakan adalah; bila siswa dibekali materi yang cukup sejak dini maka mereka tidak akan kesulitan dalam menghadapi ujian akhir nasional bahkan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.
gambar. Suasana Bimbel dan try out
Kemudian pada kelas akhir (kelas III), para siswa dibekali dengan pelatihan intensif untuk menyelesaikan soal ujian akhir nasional melalui tambahan pelajaran, uji coba (try out) dan bimbingan belajar intensif menjelang ujian. Pembiayaan yang timbul untuk kegiatan ini ditanggung bersama oleh orang tua murid, Yayasan dan perusahaaan.
Sampai dengan saat ini, kegiatan-kegiatan seperti ini selalu menghasilkan kelulusan 100% serta pencapaian nilai ujian nasional yang cukup memuaskan sehingga selalu menempatkan SMA YPK di posisi 5 besar terbaik di Kalimantan Timur.
b. Diterima masuk PTN
Jalur masuk PTN secara umum ada 2 (dua) yaitu jalur tes dan non tes. Jalur tes yang berlaku saat ini dinamakan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, sedangkan jalur non tes sangat beragam model dan cara seleksinya. Sejak alumni pertama diluluskan sampai dengan saat ini, SMA YPK berhasil menempatkan lulusannya di PTN-PTN ternama antara 30% s.d 70%.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut antara lain;
1) Pelajaran tambahan, uji coba (try out) dan bimbingan belajar intensif.
2) Penelusuran Minat dan Bakat melalui Bimbingan Konseling serta membentuk sistem guru pamong untuk mengadakan konsultasi siswa (konsis) dalam pemilihan PTN dan jurusannya.
3) Hubungan kerjasama dengan PTN untuk membangun kemitraan. Sampai dengan saat ini yang sudah terjalin adalah dengan UGM, ITB, ITS, UNDIP, UNHAS, UNMUL, UNLAM.
gambar. Kerjasama dengan ITB dan UNS
4) Memperkenalkan kehidupan dunia PTN dengan mengundang perwakilan dari PTN untuk memperkenalkan profil PTN pada siswa kelas III, disamping mengadakan studi wisata kunjungan kampus pada siswa kelas II (dua).
Selain dengan usaha sendiri upaya ini juga terbantu oleh adanya beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, baik dalam maupun luar negeri yang datang ke sekolah untuk mempromosikan institusi mereka. PTN yang sudah dating dan mengadakan MOU antara lain; UGM, UNDIP, UNPAD, ITS, ITB, UM, UNHAS dan UNMUL. PTS antara lain PETRA, Widya Mandala, STIKOM dan UBAYA. Sedang yang dating dari luar negeri ada INTI Colege Sabah dan CURTIN Kuching.
C. Hasil-hasil yang dicapai dari Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA YPK
1. Tabel perolehan NEM
Tahun
A1 (Fisika) A2 (Biologi) A3 (Sosial)
Max Min Avg Max Min Avg Max Min Avg
1988/1989 51.89 40.55 45.15 41.67 35.05 37.15 45.60 36.74 40.27
1989/1990 54.02 54.02 54.02 47.24 39.23 42.43 51.58 40.02 44.69
1990/1991 45.29 35.34 40.70 38.47 38.45 38.46 53.65 37.91 45.30
1991/1992 57.02 38.93 49.28 48.42 42.87 45.67 55.18 41.62 46.79
1992/1993
60.58
46.20
51.50
51.37
44.59
47.01
52.80
40.31
48.29
1993/1994
58.51
40.78
49.49
-
-
-
57.49
41.31
48.49
1994/1995
61.42
47.68
52.60
46.07
43.98
44.99
58.35
43.68
51.52
1995/1996
58.07
48.11
51.62
56.62
42.14
48.95
52.76
39.34
46.83
TAHUN
IPA
IPS
MAX
MIN
AVG
MAX
MIN
AVG
1996/1997
61.62
48.85
55.35
68.41
50.35
58.96
1997/1998
52.70
39.84
47.27
56.11
41.29
47.86
1998/1999
54.06
37.61
45.33
53.22
32.72
43.88
1999/2000
58.43
33.73
43.93
57.23
32.47
44.49
2000/2001
56.31
36.67
46.65
44.67
32.03
38.70
2001/2002
59.41
34.06
44.76
45.44
34.04
38.09
2002/2003
90,10
71.54
77.8
80.04
69.23
73.99
2003/2004
82.23
62.92
72.73
79.10
64.77
72,22
2. Siswa yang lolos PTN
No.
Tahun
Jumlah Siswa
Jumlah Pendaftar
Jmlah Yang Diterima
Prosentase
1
1989
23
20
11
55%
2
1990
18
15
9
60%
3
1991
30
21
9
43%
4
1992
41
41
14
34%
5
1993
24
22
8
36%
6
1994
36
32
17
53%
7
1995
29
26
15
58%
8
1996
31
29
10
34%
9
1997
50
50
30
60%
10
1998
43
43
30
70%
11
1999
63
62
36
58%
12
2000
73
60
37
62%
13
2001
91
89
70
79%
14
2002
95
92
71
77%
15
2003
107
107
60
56%
16
2004
145
144
77
53%
[1][1] Nurkolis, Pendidikan Network: “Strategi Sukses Implementasi MBS”, 22 Januari 2002
[2][2] Ibtisam Abu-duhou, School-based Management, 2003, p.133
[3][3] Nurkolis, Ibid
Jumat, 20 Juli 2007
Simposium Kepala Sekolah Tahun 2005
Membangun Sekolah Bebas GOLPUT
[GOLongan luPUt Teknologi]
Drs. Herman Retnandar:
Kepala SMA YPK Bontang
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang sangat pesat membawa implikasi perubahan dalam dunia pendidikan, termasuk di SMA YPK Bontang. Upaya-upaya yang dilakukan SMA YPK Bontang dalam mengantisipasi perubahan itu antara lain; (1) Penyiapan Infrastruktur TIK di SMA YPK dan (2). Penyiapan SDM berwawasan TIK.
Hasil-hasil yang telah dicapai oleh SMA YPK antara lain; (1) penambahan fasilitas Laboratorium computer, (2) Hubungan internet yang meliputi seluruh laboratorium dan komputer-komputer lain di ruang guru dan tata usaha dan (3) peningkatan partisipasi aktif para guru dan tenaga administrasi dalam pemanfaatan TIK.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi informasi dan komunikasi di SMA YPK telah membentuk masyarakat sekolah yang tidak golput. Upaya-upaya ini telah berhasil mengubah paradigma pembelajaran dari konvensional menjadi lebih menarik dengan tampilan multimedia serta menjadikan masyarakat sekolah terhubung dengan komunitas global.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah berkembang sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metoda belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Dalam bidang pendidikan misalnya, saat ini telah mencapai kondisi dimana setiap guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan TIK baik untuk mendukung proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan kemajuan TIK dalam dunia pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk upaya peningkatan mutu pendidikan. Satu hal yang bisa dilakukan adalah membentuk jalinan kerjasama antar sekolah dalam sebuah komunitas belajar global. Lewat cara ini setiap sekolah dapat memperoleh pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran. Menurut UNESCO, hubungan kerjasama global ini merupakan salah satu komponen dari empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan, yaitu learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Dalam rangka merealisasikan learning to live together, guru dapat berfungsi sebagai fasilitator untuk pengembangan diri siswa secara maksimal. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses learning to live together seperti yang dimaksud di depan. Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Perlu pemupukkan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.
Implementasi dari hubungan antar komunitas global menuntut kesiapan infrastruktur komunikasi semacam jaringan internet dan sumber daya manusia yang tidak “golput” (golongan yang luput teknologi). Artinya, setiap guru dan lembaga pendidikan saat ini harus sudah mengintegrasikan segala aktivitasnya dalam dunia teknologi informasi. Setiap guru sudah harus trampil berkomunikasi secara global dan segala administrasi pendidikan sudah harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Tulisan ini akan memaparkan bagaimana langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan oleh sekolah untuk merealisasikan sekolah berbasis TIK dengan segala keterbatasan sarana, infrastruktur dan sumber daya manusia. Upaya-upaya yang dilakukan ini adalah sejalan dengan tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.
B. Permasalahan
Seperti kebanyakan sekolah menengah umum di Indonesia, permasalahan yang sering muncul ketika hendak melakukan perubahan adalah adanya kendala sarana dan prasarana. Kedua hal tersebut disebabakan biasanya karena terbatasnya dana dan kesiapan sumber daya manusianya.
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas dan kondisi riil di lapangan maka permasalahan yang muncul di SMA YPK dalam pengembangan TIK agar tidak golput dapat dijabarkan sebagai berikut;
Bagaimana upaya sekolah dalam mewujudkan masyarakat sekolah berbasis TIK?
Bagaimana hasil pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK di SMAYPK?
Bagaimana tindak lanjut pengembangan TIK di SMA YPK?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum TIK di SMA
Berdasarkan kurikulum tahun 2004 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Tujuan mata pelajaran ini adalah membantu siswa untuk mempelajari teknologi informasi (komputer literate) dan teknologi komunikasi (information literate), dan menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa untuk belajar dan bekerja secara mandiri. Selain itu penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan proses pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran lain.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: (1) Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat, (2) Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri. (3) Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam aspek kehidupan sehari-hari. · (4) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar, dan bekerjasama. · (5) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah
B. Membangun sekolah berwawasan TIK
Dalam usaha menciptakan cita-cita sekolah berwawasan TIK di SMA YPK sejumlah langkah telah, sedang dan akan dilakukan. Langkah-langkah tersebut menyangkut persiapan sumber daya manusia, perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Begitupun dengan dukungan dan partisipasi dari berbagai kalangan yang secara riil usaha-usaha tersebut adalah sebagai berikut;
1. Penyiapan Infraststruktur TIK di SMA YPK
Dalam kurikulum 1994 pelajaran TIK (ketrampilan komputer) belum dijadikan pelajaran intrakurikuler yang tersusun dalam kurikulum wajib. Sebagian sekolah yang telah mampu menyelenggarakan pembelajaran komputer, sementara sekolah-sekolah yang lain menyelenggarakan pelajaran pilihan lainnya. Menyadari bahwa memiliki kemampuan komputer sangat mutlak diperlukan untuk mengimbangi kemajuan tekologi, SMA YPK memutuskan untuk menyelenggarakan pelajaran komputer sebagai struktur mata pelajaran wajib.
Perkembangan pelaksanaan pembelajaran komputer di SMA YPK selama kurun waktu 1990 – 2005 dapat diringkas sebagai berikut;
a. Periode I
Berlangsung antara tahun 1990 – 1993, teknologi yang digunakan adalah 20 unit komputer generasi 8086 dengan layar monochrom CGA. Pelajaran yang diberikan adalah DOS, BASIC dan Turbo Pascal.
b. Periode II
Berlangsung antara tahun 1993 – 1997, dalam kurun waktu ini terjadi penggantian dan penambahan komputer dengan generasi Pentium 286, Pentium 386 dan Pentium 486 dengan layar VGA dan XGA. Seiring dengan mesin yang lebih maju ini, maka program pembelajaran mulai ditingkatkan dengan program-program under DOS generasi maju seperti WordStar hingga Turbo Pascal 7.
c. Periode III
Berlangsung antara tahun 1997 – 2001, mesin-mesin generasi 486 ke bawah mulai dipensiunkan. Disiapkan 30 unit komputer Compaq Pentium I 166MHz multimedia. Seiring dengan itu, pembelajaran komputer mulai diarahkan pada program-program berbasis Windows 3.1 sampai Windows 98., seperti Microsoft Office 95, Microsoft Office 97, Autocad, Visual Foxpro dan Visual Dbase.
Laboratorium Komputer Generasi Compaq
d. Periode IV
Berlangsung antara tahun 2001 – 2005, mesin-mesin Pentium I 166MHz mulai diregenerasi dengan ACER Pentium I 233 hingga Pentium III 366MHz sejumlah 30 Unit. Tahun 2002 terjadi kebakaran di sekolah dan laboratorium komputer beserta isinya musnah. Dua bulan sesudah peristiwa itu, dilakukan pengadaan baru berupa 35 unit komputer generasi Pentium IV 1,7 GHz, LCD Projector dan perlengkapan jaringan.
Dengan infrastruktur yang lumayan baik ini dan berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2004 yang memasukkan pelajaran TIK dalam struktur pelajaran intra, maka pelajaran TIK mulai diarahkan pada materi-materi pemrograman, multimedia dan jaringan serta menyertakan program khusus maintenance hardware bagi 50 siswa tidak mampu berkaitan dengan penyelenggaraan BBE – LS.
Laboratorium Komputer
e. Periode V
Berlangsung antara tahun 2005 – ……., perkembangan jumlah rombongan belajar yang mengunakan laboratorium komputer, tahun 2005 dilakukan penambahan satu laboratorium lagi dengan 30 unit komputer berbasis Intel Pentium IV 2,4 GHz dan perlengkapan jaringannya. Laboratorium kedua ini didisain berbeda dengan sebelumnya, karena dapat juga digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran lain yang berbasis TIK. Hal ini juga berkaitan dengan semangat mengintegrasikan TIK ke dalam mata pelajaran lainnya. Mengutip beberapa pendapat ahli TIK, agar sekolah memindahkan kursus komputer ke dalam struktur mata pelajaran wajibnya.
Kelas dengan jaringan computer
2. Penyiapan SDM berwawasan TIK
Sejalan dengan pengadaan fasilitas dan penyempurnaan materi pembelajaran hal yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan masyarakat sekolah untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis TIK. Bila pada mulanya perangkat komputer hanya digunakan oleh guru-guru TIK dan guru-guru sains, maka saat ini semua masyarakat sekolah mutlak menggunakan perangkat tersebut bauik untuk menyiapkan bahan ajar, lembar kerja siswa, soal-soal test, pengolahan nilai hingga menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap-tahapan pembaharuan sekolah berbasis TIK di SMA YPK dapat diringkas sebagai berikut ;
a. Masa Belajar Mandiri
Masa ini terjadi pada awal-awal komputer PC dikenalkan di sekolah. Berbekal mesin-mesin berbasis 8086, guru dan tenaga administrasi mengeksplorasi program-program komputer sederhana untuk keperluan administrasi pendidikan misalnya membuat soal, membuat daftar nilai dan sejenisnya. Guru yang lebih mahir diberdayakan untuk mengajar keterampilan komputer untuk siswa.
b. Masa Belajar Difasilitasi
Seiring dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta kebutuhan akan pengetahuan komputer yang cenderung meningkat, adalah tidak cukup kompeten jika pembelajaran komputer dilakukan oleh tenaga yang kurang professional. Oleh karena itu, untuk menambah wawasan para guru dan tenaga administrasi di bidang komputer, sekolah telah mengundang tenaga pelatih professional seperti; Microsoft office certified trainer dari Singapore hingga ahli multimedia dari PT Triklin Media pratama.
Selain itu, sekolah juga mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan komputer yang diadakan oleh Depdiknas maupun lembaga lainnya. Selain itu sekolah melengkapi diri dengan sumber bacaan tentang berbagai perangkat lunak dan perangkat keras komputer.
c. Program Pemilikan Komputer (notebook)
Kebutuhan komputasi yang begitu pesat memaksa para guru dan tenaga administrasi merasa harus selalu bersama komputer setiap saat. Kebutuhan untuk berinteraksi dengan media ini tidak dapat dipuaskan hanya dengan mengandalkan pada komputer yang ada di sekolah.. Menanggapi permasalahan ini, maka diluncurkan program pemilikan desknote (komputer mobile) untuk para guru dengan sistem kredit lunak tanpa bunga selama satu tahun.
Program ini disambut dengan baik sehingga saat ini semua guru di SMA YPK telah memiliki komputer dan 90% berupa notebook/desknote. Berita bagus dari program ini adalah bahwa setiap guru kini sudah tidak lagi menggantungkan urusan komputerisasi perangkat mengajar dan penilaian pada petugas tata usaha, beberapa guru sudah menggunakan komputernya untuk keperluan presentasi pembelajaran multimedia dan ada yang telah mampu membuat software multimedia dan memenangkan lomba yang diselenggarakan oleh depdiknas.
d. Program Pemasyarakatan Multimedia
Setelah hampir seluruh guru memanfaatkan komputer untuk membuat presentasi multimedia permasalahan baru yang muncul adalah sarana untukmenayangkan hasil produkstivitasnya. Awalnya sekolah menyediakan satu ruang multimedia permanent berserta perlengkapannya dan satu LCD Projector yang dapat dibawa berpindah kelas. Kemudian sekolah menambah satu LCD Projector lagi untuk mobilitas dan ternyata tidak cukup. Akhirnya, karena kebutuhan yang terus melonjak, pada Tahun pelajaran 2005/2006 ini sekolah menyiapkan 7 (tujuh) ruang multimedia baru lengkap dengan sound sistem. Selain itu setiap laboratorium sains dan bahasa diberi satu unit komputer multimedia untuk mendukung pembelajaran.
C. Hasil-hasil yang dicapai
Akhirnya setelah melalui proses penambahan dan penyempurnaan dalam infrastruktur TIK dan pengembangan SDM-nya, saat ini SMA YPK memiliki modal sebagai berikut;
1. Laboratorium komputer sebanyak 2 (dua) buah dengan 65 unit komputer di dalamnya (35 dan 30 unit). Berarti telah terjadi kenaikan kapasitas terpasang sebanyak 100% dari semula 1 (satu) laboratorium x 38 jam/minggu menjadi 2 (dua) x 38 jam/minggu. Untuk 26 rombongan belajar pada tahun 2005/2006 laboratorium komputer yang digunakan untuk pembelajaran TIK sebanyak 52 jam/minggu, selebihnya (24 jam) digunakan untuk PBM mata pelajaran lain secara insidental.
2. Jaringan internet yang meliputi seluruh laboratorium dan komputer-komputer lain di ruang guru dan tata usaha. Meskipun dengan keterbatasan kecepatan koneksi, namun dengan tersedianya 2 (dua) line nomor untuk hubungan internet dial-up telkomnet@instan kebutuhan untuk bergabung dengan komunitas maya dapat teratasi. Saat ini tengah dijajaki untuk mengubah sistem menjadi koneksi nirkabel melalui satelit dengan teknologi VSAT.
3. Terdapat 50 orang guru dan tenaga administrasi yang cakap menggunakan komputer untuk mendukung PBM. Kemampuan guru dan tenaga administrasi ini beragam, mulai dari pemula, menengah hingga advance. Begitupun dengan dengan keahliannya mulai dari pengguna Microsoft office, kelompok Macromedia, Kelompok Adobe, Kelompok Corel hingga Open Source (berbasis Linux). Keaneka ragaman kemampuan yang begitu tinggi merupakan modal bagi SMA YPK untuk selangkah lebih maju dalam bidang TIK dibanding sekolah-sekolah lain di Bontang maupun Kalimantan Timur. Dengan beragam kaehlian dan kekhususan ini terjadi proses saling berbagi dan melengkapi diantara para guru/tenaga administrasi.
4. Telah memiliki 8 (delapan) ruang multimedia lengkap, 3 (tiga) lab sains berkomputer. Fasilitas ini siap digunakan oleh para guru untuk keperluan pembelajaran yang membutuhkan alat bantu multimedia. Ruang-ruang ini digunakan oleh kelas dan guru secara bergantian dengan pola moving class. Kedepan, seluruh kelas akan dibuatkan perlengkapan standar multimedia karena dengan jumlah rombongan belajar yang cukup banyak, apa yang sudah ada ini dipandang tidak mencukupi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam era globalisasi.
2. Pembangunan infrastruktur TIK di SMA YPK telah membentuk masyarakat sekolah yang tidak golput.
3. Penguasaan TIK oleh masyarakat sekolah berhasil mengubah paradigma pembelajaran dari konvensional menjadi lebih menarik dengan tampilan multimedia.
4. Infrastruktur TIK di SMA YPK menjadikan masyarakat sekolah terhubung dengan komunitas global.
B. Saran
1. Untuk pengembangan TIK di sekolah dibutuhkan kesiapan pendanaan dan sumber daya manusia yang memadai, sehingga setiap sekolah perlu menyiapkan dengan sebaik-baiknya.
2. Pengembangan TIK disekolah memerlukan komitmen dari seluruh masyarakat sekolah agar mencapai hasil yang lebih baik.
3. Antar sekolah dapat menjalin sinergi untuk saling melengkapi kekurangan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, Silabus Pelajaran TIK, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003
Pendidikan Network.
MBEProject.Net
[GOLongan luPUt Teknologi]
Drs. Herman Retnandar:
Kepala SMA YPK Bontang
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang sangat pesat membawa implikasi perubahan dalam dunia pendidikan, termasuk di SMA YPK Bontang. Upaya-upaya yang dilakukan SMA YPK Bontang dalam mengantisipasi perubahan itu antara lain; (1) Penyiapan Infrastruktur TIK di SMA YPK dan (2). Penyiapan SDM berwawasan TIK.
Hasil-hasil yang telah dicapai oleh SMA YPK antara lain; (1) penambahan fasilitas Laboratorium computer, (2) Hubungan internet yang meliputi seluruh laboratorium dan komputer-komputer lain di ruang guru dan tata usaha dan (3) peningkatan partisipasi aktif para guru dan tenaga administrasi dalam pemanfaatan TIK.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi informasi dan komunikasi di SMA YPK telah membentuk masyarakat sekolah yang tidak golput. Upaya-upaya ini telah berhasil mengubah paradigma pembelajaran dari konvensional menjadi lebih menarik dengan tampilan multimedia serta menjadikan masyarakat sekolah terhubung dengan komunitas global.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah berkembang sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metoda belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Dalam bidang pendidikan misalnya, saat ini telah mencapai kondisi dimana setiap guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan TIK baik untuk mendukung proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan kemajuan TIK dalam dunia pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk upaya peningkatan mutu pendidikan. Satu hal yang bisa dilakukan adalah membentuk jalinan kerjasama antar sekolah dalam sebuah komunitas belajar global. Lewat cara ini setiap sekolah dapat memperoleh pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran. Menurut UNESCO, hubungan kerjasama global ini merupakan salah satu komponen dari empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan, yaitu learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Dalam rangka merealisasikan learning to live together, guru dapat berfungsi sebagai fasilitator untuk pengembangan diri siswa secara maksimal. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses learning to live together seperti yang dimaksud di depan. Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Perlu pemupukkan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.
Implementasi dari hubungan antar komunitas global menuntut kesiapan infrastruktur komunikasi semacam jaringan internet dan sumber daya manusia yang tidak “golput” (golongan yang luput teknologi). Artinya, setiap guru dan lembaga pendidikan saat ini harus sudah mengintegrasikan segala aktivitasnya dalam dunia teknologi informasi. Setiap guru sudah harus trampil berkomunikasi secara global dan segala administrasi pendidikan sudah harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Tulisan ini akan memaparkan bagaimana langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan oleh sekolah untuk merealisasikan sekolah berbasis TIK dengan segala keterbatasan sarana, infrastruktur dan sumber daya manusia. Upaya-upaya yang dilakukan ini adalah sejalan dengan tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.
B. Permasalahan
Seperti kebanyakan sekolah menengah umum di Indonesia, permasalahan yang sering muncul ketika hendak melakukan perubahan adalah adanya kendala sarana dan prasarana. Kedua hal tersebut disebabakan biasanya karena terbatasnya dana dan kesiapan sumber daya manusianya.
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas dan kondisi riil di lapangan maka permasalahan yang muncul di SMA YPK dalam pengembangan TIK agar tidak golput dapat dijabarkan sebagai berikut;
Bagaimana upaya sekolah dalam mewujudkan masyarakat sekolah berbasis TIK?
Bagaimana hasil pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK di SMAYPK?
Bagaimana tindak lanjut pengembangan TIK di SMA YPK?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum TIK di SMA
Berdasarkan kurikulum tahun 2004 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Tujuan mata pelajaran ini adalah membantu siswa untuk mempelajari teknologi informasi (komputer literate) dan teknologi komunikasi (information literate), dan menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa untuk belajar dan bekerja secara mandiri. Selain itu penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan proses pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran lain.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: (1) Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat, (2) Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri. (3) Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam aspek kehidupan sehari-hari. · (4) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar, dan bekerjasama. · (5) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah
B. Membangun sekolah berwawasan TIK
Dalam usaha menciptakan cita-cita sekolah berwawasan TIK di SMA YPK sejumlah langkah telah, sedang dan akan dilakukan. Langkah-langkah tersebut menyangkut persiapan sumber daya manusia, perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Begitupun dengan dukungan dan partisipasi dari berbagai kalangan yang secara riil usaha-usaha tersebut adalah sebagai berikut;
1. Penyiapan Infraststruktur TIK di SMA YPK
Dalam kurikulum 1994 pelajaran TIK (ketrampilan komputer) belum dijadikan pelajaran intrakurikuler yang tersusun dalam kurikulum wajib. Sebagian sekolah yang telah mampu menyelenggarakan pembelajaran komputer, sementara sekolah-sekolah yang lain menyelenggarakan pelajaran pilihan lainnya. Menyadari bahwa memiliki kemampuan komputer sangat mutlak diperlukan untuk mengimbangi kemajuan tekologi, SMA YPK memutuskan untuk menyelenggarakan pelajaran komputer sebagai struktur mata pelajaran wajib.
Perkembangan pelaksanaan pembelajaran komputer di SMA YPK selama kurun waktu 1990 – 2005 dapat diringkas sebagai berikut;
a. Periode I
Berlangsung antara tahun 1990 – 1993, teknologi yang digunakan adalah 20 unit komputer generasi 8086 dengan layar monochrom CGA. Pelajaran yang diberikan adalah DOS, BASIC dan Turbo Pascal.
b. Periode II
Berlangsung antara tahun 1993 – 1997, dalam kurun waktu ini terjadi penggantian dan penambahan komputer dengan generasi Pentium 286, Pentium 386 dan Pentium 486 dengan layar VGA dan XGA. Seiring dengan mesin yang lebih maju ini, maka program pembelajaran mulai ditingkatkan dengan program-program under DOS generasi maju seperti WordStar hingga Turbo Pascal 7.
c. Periode III
Berlangsung antara tahun 1997 – 2001, mesin-mesin generasi 486 ke bawah mulai dipensiunkan. Disiapkan 30 unit komputer Compaq Pentium I 166MHz multimedia. Seiring dengan itu, pembelajaran komputer mulai diarahkan pada program-program berbasis Windows 3.1 sampai Windows 98., seperti Microsoft Office 95, Microsoft Office 97, Autocad, Visual Foxpro dan Visual Dbase.
Laboratorium Komputer Generasi Compaq
d. Periode IV
Berlangsung antara tahun 2001 – 2005, mesin-mesin Pentium I 166MHz mulai diregenerasi dengan ACER Pentium I 233 hingga Pentium III 366MHz sejumlah 30 Unit. Tahun 2002 terjadi kebakaran di sekolah dan laboratorium komputer beserta isinya musnah. Dua bulan sesudah peristiwa itu, dilakukan pengadaan baru berupa 35 unit komputer generasi Pentium IV 1,7 GHz, LCD Projector dan perlengkapan jaringan.
Dengan infrastruktur yang lumayan baik ini dan berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2004 yang memasukkan pelajaran TIK dalam struktur pelajaran intra, maka pelajaran TIK mulai diarahkan pada materi-materi pemrograman, multimedia dan jaringan serta menyertakan program khusus maintenance hardware bagi 50 siswa tidak mampu berkaitan dengan penyelenggaraan BBE – LS.
Laboratorium Komputer
e. Periode V
Berlangsung antara tahun 2005 – ……., perkembangan jumlah rombongan belajar yang mengunakan laboratorium komputer, tahun 2005 dilakukan penambahan satu laboratorium lagi dengan 30 unit komputer berbasis Intel Pentium IV 2,4 GHz dan perlengkapan jaringannya. Laboratorium kedua ini didisain berbeda dengan sebelumnya, karena dapat juga digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran lain yang berbasis TIK. Hal ini juga berkaitan dengan semangat mengintegrasikan TIK ke dalam mata pelajaran lainnya. Mengutip beberapa pendapat ahli TIK, agar sekolah memindahkan kursus komputer ke dalam struktur mata pelajaran wajibnya.
Kelas dengan jaringan computer
2. Penyiapan SDM berwawasan TIK
Sejalan dengan pengadaan fasilitas dan penyempurnaan materi pembelajaran hal yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan masyarakat sekolah untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis TIK. Bila pada mulanya perangkat komputer hanya digunakan oleh guru-guru TIK dan guru-guru sains, maka saat ini semua masyarakat sekolah mutlak menggunakan perangkat tersebut bauik untuk menyiapkan bahan ajar, lembar kerja siswa, soal-soal test, pengolahan nilai hingga menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK. Tahap-tahapan pembaharuan sekolah berbasis TIK di SMA YPK dapat diringkas sebagai berikut ;
a. Masa Belajar Mandiri
Masa ini terjadi pada awal-awal komputer PC dikenalkan di sekolah. Berbekal mesin-mesin berbasis 8086, guru dan tenaga administrasi mengeksplorasi program-program komputer sederhana untuk keperluan administrasi pendidikan misalnya membuat soal, membuat daftar nilai dan sejenisnya. Guru yang lebih mahir diberdayakan untuk mengajar keterampilan komputer untuk siswa.
b. Masa Belajar Difasilitasi
Seiring dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta kebutuhan akan pengetahuan komputer yang cenderung meningkat, adalah tidak cukup kompeten jika pembelajaran komputer dilakukan oleh tenaga yang kurang professional. Oleh karena itu, untuk menambah wawasan para guru dan tenaga administrasi di bidang komputer, sekolah telah mengundang tenaga pelatih professional seperti; Microsoft office certified trainer dari Singapore hingga ahli multimedia dari PT Triklin Media pratama.
Selain itu, sekolah juga mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan komputer yang diadakan oleh Depdiknas maupun lembaga lainnya. Selain itu sekolah melengkapi diri dengan sumber bacaan tentang berbagai perangkat lunak dan perangkat keras komputer.
c. Program Pemilikan Komputer (notebook)
Kebutuhan komputasi yang begitu pesat memaksa para guru dan tenaga administrasi merasa harus selalu bersama komputer setiap saat. Kebutuhan untuk berinteraksi dengan media ini tidak dapat dipuaskan hanya dengan mengandalkan pada komputer yang ada di sekolah.. Menanggapi permasalahan ini, maka diluncurkan program pemilikan desknote (komputer mobile) untuk para guru dengan sistem kredit lunak tanpa bunga selama satu tahun.
Program ini disambut dengan baik sehingga saat ini semua guru di SMA YPK telah memiliki komputer dan 90% berupa notebook/desknote. Berita bagus dari program ini adalah bahwa setiap guru kini sudah tidak lagi menggantungkan urusan komputerisasi perangkat mengajar dan penilaian pada petugas tata usaha, beberapa guru sudah menggunakan komputernya untuk keperluan presentasi pembelajaran multimedia dan ada yang telah mampu membuat software multimedia dan memenangkan lomba yang diselenggarakan oleh depdiknas.
d. Program Pemasyarakatan Multimedia
Setelah hampir seluruh guru memanfaatkan komputer untuk membuat presentasi multimedia permasalahan baru yang muncul adalah sarana untukmenayangkan hasil produkstivitasnya. Awalnya sekolah menyediakan satu ruang multimedia permanent berserta perlengkapannya dan satu LCD Projector yang dapat dibawa berpindah kelas. Kemudian sekolah menambah satu LCD Projector lagi untuk mobilitas dan ternyata tidak cukup. Akhirnya, karena kebutuhan yang terus melonjak, pada Tahun pelajaran 2005/2006 ini sekolah menyiapkan 7 (tujuh) ruang multimedia baru lengkap dengan sound sistem. Selain itu setiap laboratorium sains dan bahasa diberi satu unit komputer multimedia untuk mendukung pembelajaran.
C. Hasil-hasil yang dicapai
Akhirnya setelah melalui proses penambahan dan penyempurnaan dalam infrastruktur TIK dan pengembangan SDM-nya, saat ini SMA YPK memiliki modal sebagai berikut;
1. Laboratorium komputer sebanyak 2 (dua) buah dengan 65 unit komputer di dalamnya (35 dan 30 unit). Berarti telah terjadi kenaikan kapasitas terpasang sebanyak 100% dari semula 1 (satu) laboratorium x 38 jam/minggu menjadi 2 (dua) x 38 jam/minggu. Untuk 26 rombongan belajar pada tahun 2005/2006 laboratorium komputer yang digunakan untuk pembelajaran TIK sebanyak 52 jam/minggu, selebihnya (24 jam) digunakan untuk PBM mata pelajaran lain secara insidental.
2. Jaringan internet yang meliputi seluruh laboratorium dan komputer-komputer lain di ruang guru dan tata usaha. Meskipun dengan keterbatasan kecepatan koneksi, namun dengan tersedianya 2 (dua) line nomor untuk hubungan internet dial-up telkomnet@instan kebutuhan untuk bergabung dengan komunitas maya dapat teratasi. Saat ini tengah dijajaki untuk mengubah sistem menjadi koneksi nirkabel melalui satelit dengan teknologi VSAT.
3. Terdapat 50 orang guru dan tenaga administrasi yang cakap menggunakan komputer untuk mendukung PBM. Kemampuan guru dan tenaga administrasi ini beragam, mulai dari pemula, menengah hingga advance. Begitupun dengan dengan keahliannya mulai dari pengguna Microsoft office, kelompok Macromedia, Kelompok Adobe, Kelompok Corel hingga Open Source (berbasis Linux). Keaneka ragaman kemampuan yang begitu tinggi merupakan modal bagi SMA YPK untuk selangkah lebih maju dalam bidang TIK dibanding sekolah-sekolah lain di Bontang maupun Kalimantan Timur. Dengan beragam kaehlian dan kekhususan ini terjadi proses saling berbagi dan melengkapi diantara para guru/tenaga administrasi.
4. Telah memiliki 8 (delapan) ruang multimedia lengkap, 3 (tiga) lab sains berkomputer. Fasilitas ini siap digunakan oleh para guru untuk keperluan pembelajaran yang membutuhkan alat bantu multimedia. Ruang-ruang ini digunakan oleh kelas dan guru secara bergantian dengan pola moving class. Kedepan, seluruh kelas akan dibuatkan perlengkapan standar multimedia karena dengan jumlah rombongan belajar yang cukup banyak, apa yang sudah ada ini dipandang tidak mencukupi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam era globalisasi.
2. Pembangunan infrastruktur TIK di SMA YPK telah membentuk masyarakat sekolah yang tidak golput.
3. Penguasaan TIK oleh masyarakat sekolah berhasil mengubah paradigma pembelajaran dari konvensional menjadi lebih menarik dengan tampilan multimedia.
4. Infrastruktur TIK di SMA YPK menjadikan masyarakat sekolah terhubung dengan komunitas global.
B. Saran
1. Untuk pengembangan TIK di sekolah dibutuhkan kesiapan pendanaan dan sumber daya manusia yang memadai, sehingga setiap sekolah perlu menyiapkan dengan sebaik-baiknya.
2. Pengembangan TIK disekolah memerlukan komitmen dari seluruh masyarakat sekolah agar mencapai hasil yang lebih baik.
3. Antar sekolah dapat menjalin sinergi untuk saling melengkapi kekurangan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, Silabus Pelajaran TIK, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003
Pendidikan Network.
MBEProject.Net
Langganan:
Postingan (Atom)